Pengusaha songket Pandai Sikek pekerjakan ratusan penenun

id Tenun, songket, pandai sikek, tanah datar

Pengusaha songket Pandai Sikek pekerjakan ratusan penenun

Seorang pengrajin sedang menyelesaikan tenunan Songket Pandai Sikek di Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. (Antara Sumbar/Syahrul R/18)

Seluruh tenunan yang dipasarkan ini diproduksi langsung oleh masyarakat Pandai Sikek dan kami juga punya pengrajin tersendiri
Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Salah seorang pengusaha kain tenun atau Songket Pandai Sikek asal Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), Erma Yulnita mengatakan terdapat lebih kurang 250 perempuan yang saat ini membantunya dalam memproduksi tenunan songket.

"Untuk saat ini setidaknya terdapat lebih kurang 250 orang pengrajin di daerah Pandai Sikek yang membantu saya dalam memproduksi tenunan," katanya di Pandai Sikek, Jumat.

Ia menyebutkan, untuk mengerjakan tenunan songket, segala kebutuhan untuk menenun seperti bahan dan motif telah disediakan sementara pengrajin hanya tinggal mengerjakan.

Menurut dia, pada umumnya seluruh perempuan yang ada di nagari Pandai Sikek memiliki keahlian dalam menenun yang diperolehnya secara turun temurun.

"Seluruh tenunan yang dipasarkan ini diproduksi langsung oleh masyarakat Pandai Sikek dan kami juga punya pengrajin tersendiri," ujarnya.

Ia mengatakan untuk mengerjakan sebuah tenunan seorang pengrajin biasanya membutuhkan waktu yang lama, tergantung motif serta lamanya pengrajin itu menenun dalam sehari.

Erma menambahkan, untuk menyelesaikan sebuah tenunan, terutama yang berbahan sutera maka akan membutuhkan waktu minimal satu setengah bulan jika pengrajin tidak memiliki sambilan lain. Jika ada, maka bisa memakan waktu hingga tiga bulan.

"Lamanya pengerjaan juga tergantung pada motif yang kerjakan, apabila motifnya mudah maka akan semakin cepat dan jika motifnya rumit maka akan memakan waktu yang lama," kata dia.

Sementara itu salah seorang pengrajin tenun, Puti Centia Wulan (25) mengatakan dirinya sudah mulai menenun semenjak tahun 2011 atau tujuh tahun yang lalu.

Ia menyebutkan pada umumnya perempuan di Pandai Sikek pandai menenun dan keahlian tersebut didapatkan secara langsung dari orang tua tanpa melalui pendidikan atau pelatihan khusus.

"Biasanya dalam satu bulan saya bisa menyelesaikan tenunan sebanyak empat atau lima helai berupa selendang dengan ukuran panjang dua meter dan lebar 50 sentimeter," katanya. (*)