Juli cuaca di Sumbar berubah-ubah, menurut BMKG ini penyebabnya

id BMKG Minangkabau,Prakiraan Cuaca,Cuaca Sumbar

Juli cuaca di Sumbar berubah-ubah, menurut BMKG ini penyebabnya

Pantauan cuaca Indonesia melalui satelit. (BMKG)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Peningkatan suhu muka laut Samudra Hindia menyebabkan penambahan suplai uap air sehingga terjadinya perubahan cuaca dari panas ke hujan terutama pada sore hari di Sumatera Barat, kata Pejabat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau.

"Secara umum pada Juli cuaca Sumatera Barat didominasi berawan, namun karena peningkatan suhu, maka saat sore berpotensi terjadi hujan," kata Kepala Seksi Observasi dn Informasi BMKG Minangkabau Padang Pariaman, Yudha Nugraha dihubungi dari Padang, Senin.

Suplai uap air merupakan bahan pembentuk hujan, ketika suhu panas Sumatera Barat maka suplai uap air di Samudra Hindia turut meningkat dan hingga terjadi hujan.

Biasanya, kata dia setelah hujan turun maka cuaca menjadi relatif lebih stabil sebagai proses untuk mengumpulkan uap air kembali hingga cukup menjadikannya hujan.

"Itulah sebabnya pada Juli ini kondisi cuaca Sumatera Barat yang dikategorikan berawan masih terdapat hujan," katanya.

Ia menyebutkan potensi hujan ringan tiga hari ke depan terutama pada sore hari di wilayah, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Pesisir Selatan. Padang Pariaman, Padang, Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Solok, Pasaman Barat, Pasaman, Agam, Kota Pariaman.

Untuk suhu udara pada tiga hari ke depan yakni minimum 18 derajat celsius dan maksimum mencapai 30 derajat celsius pada siang hari, dan angin berembus dari barat daya ke timur laut dengan kecepatam 20 kilometer per jam.

Oleh sebab itu, Yudha mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi bencana hidrologi seperti genangan air, banjir, dan longsor terutama saat hujan dengan intensitas lebat.

"Masyarakat hendaknya sedia payung dan jas hujan ketika keluar rumah," tambahnya.

Pihaknya akan memperbaharui informasi jika terjadi perubahan kondisi atmosfer. (*)