Pemkab Pasaman Barat adakan sosialisasi jurnalistik anti hoaks

id Sosialisasi Jurnalistik,hoaks

Pemkab Pasaman Barat adakan  sosialisasi jurnalistik anti hoaks

Bupati Pasaman Barat, Syahiran (peci putih) dan Kabag Humas bersama wartawan Pasaman Barat saat sosialisasi jurnalistik sebagai antisipasi berita hoaks di Gedung Pemkab Pasaman Barat, Senin (2/7). (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) mengadakan sosialisasi jurnalistik terhadap puluhan wartawan di gedung Pemkab setempat untuk antisipasi berita hoaks, Senin.

"Kegiatan ini sangat baik dalam rangka mengantisipasi berita bohong atau hoaks dengan narasumber yang kompeten," kata Bupati Pasaman Barat, Syahiran didampingi Kepala Bagian Humas, Yosmar Difia saat sosialiasi di Gedung Pemkab Pasaman Barat, Senin.

Ia mengatakan fungsi media dalam mendorong pembangunan sangat penting. Media sebagai sarana informasi bagi masyarakat harus benar-benar jelas, berimbang dan tidak provokatif.

"Kepada media atau wartawan yang ada diharapkan benar-benar membuat berita fakta dan tidak bohong. Jangan telan mentah-mentah informasi yang ada sebelum jelas sumbernya," kata Syahiran.

Ia mengharapkan agar media membantu pemerintah melaksanakan pembangunan sesuai etika jurnalistik yang ada.

"Berikan informasi yang benar. Berikan masukan dan solusi yang benar jika pemerintah salah. Melalui sosialisasi ini hendaknya kemitraan dan kerja sama antara insan pers dengan pemerintah dapat lebih meningkat," ujarnya.

Pada ajang sosialisasi itu menghadirkan narasumber Kepala Satuan Intelkam Kepolisian Resor Pasaman Barat, AKP Milson Jhoni, Dekan Fakultas Dahwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang, DR. Wakidul Kohar, Koordinator Liputan Portal antarasumbar.com dan kontributor TVRI, Andika Adi Saputra.

Kasat Intelkam Polres Pasaman Barat, AKP Milson Jhoni mengatakan antisipasi berita hoaks saat ini perlu dilakukan terutama dari kalangan insan pers.

"Pedoman jurnalistik sudah jelas. Jangan buat berita hoaks," katanya.

Menurutnya dalam membuat berita harus jelas narasumbernya dan berdasarkan fakta.

"Fungsi pers itu jelas untuk sarana informasi dan sarana pendidikan bagi masyarakat. Jika ada informasi terlebih dahulu telaah dan pelajari isi berita itu jangan langsung sebarkan," ujarnya.

Dekan Fakultas Dahwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol Padang, DR. Wakidul Kohar menyebutkan fungsi media itu jelas sebagai sarana informasi bagi masyarakat.

Tentu informasinya jelas dengan narasumber yang jelas. Sehingga tidak menimbulkan pertengkaran dan fitnah bagi masyarakat.

"Berita itu harus jelas dan logis. Melalui informasi itu masyarakat harus dibuat nyaman. Bagi pemerintah berikanlah masukan dan kritikan yang membangun," katanya.

Begitu juga yang disampaikan Koordinator Liputan Portal antarasumbar.com, Ikhwan Wahyudi media atau wartawan harus benar-benar jeli membuat berita yang jelas, berimbang dan logis.

"Jangan buat berita bohong. Lakukan pengecekan fakta, perbanyak literatur dan tidak SARA," tegasnya.

Ia juga menyinggung banyaknya berita, foto atau video hoaks saat ini di media sosial.

"Wartawan atau masyarakat juga harus teliti menyikapi ini. Pahami isi berita yang ada, jangan telan mentah-mentah informasi itu," katanya.

Koordinator TVRI Sumbar, Andika Adi Saputra mengatakan masyarakat umum bisa menjadi wartawan melalui pemberian informasi kepada media yang ada baik bentuk tulisan, foto dan video.

"Tentunya informasi ini harus jelas, fakta dan membangun. Ini adalah salah satu bentuk partisipasi masyarakat di jurnalistik," ujarnya.

Menurutnya masyarakat dan insan pers harus sepakat untuk menolak berita hoaks karena bisa menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Mari tolak berita hoaks yang sangat marak saat ini. Teliti dan jeli melihat informasi yang ada," tegasnya. (*)