Posko ESDM sebut konsumsi bensin naik 12 persen

id bbm

Posko ESDM sebut konsumsi bensin naik 12 persen

Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke sepeda motor. (ANTARA SUMBAR/Iggoy el Fitra)

Jadi, kalau gasoline naik, gasoil turun, ini biasa terjadi pada setiap hari raya karena memang aktivitas produksi di industri turun
Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Pos Komando Nasional ESDM mencatat konsumsi BBM jenis bensin atau "gasoline" selama Ramadhan dan Lebaran 2018 atau periode 31 Mei hingga 28 Juni 2018 mengalami peningkatan rata-rata 12 persen dari kondisi normal.

Anggota Komite BPH Migas Muhammad Ibnu Fajar dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Senin mengatakan stok dan pendistribusian BBM periode Ramadhan dan Idul Fitri 2018 berada dalam kondisi aman.

"Terjadi peningkatan pendistribusian BBM jenis bensin (gasoline) sebesar 12 persen pada Ramadhan dan Idul Fitri dari rata-rata pendistribusian normal. Premium kenaikannya 23 persen, Pertalite naik enam persen, kemudian Pertamax naik 13 persen." katanya.

Sementara itu, untuk BBM jenis gasoil/solar terjadi penurunan pendistribusian sebesar delapan persen dari rata-rata pendistribusian normal.

Dengan rincian, Solar/Akrasol turun 8 persen, Dexlite turun 6 persen, dan Pertamina Dex turun 1 persen.

"Jadi, kalau gasoline naik, gasoil turun, ini biasa terjadi pada setiap hari raya karena memang aktivitas produksi di industri turun," tambah Ibnu.

Sementara itu, untuk BBM jenis Avtur, Tim Posko Nasional ESDM melaporkan terjadi peningkatan pendistribusian Avtur 1,26 persen. Khusus pada H-7 Idul Fitri. konsumsi Avtur naik sebesar 16 ribu kiloliter atau meningkat 7,9 persen. Peningkatan terjadi di bandara-bandara utama yaitu Soekarno Hatta di Banten, Ngurah Rai di Bali, Juanda di Surabaya dan Adi Sucipto di Yogyakarta.

Dalam meningkatkan pelayanan penyaluran BBM kepada masyarakat pada arus balik, Posko Nasional ESDM juga menyediakan tambahan sarana penunjang di jalur-jalur lintas Jawa dan Sumatera yang terdiri dari Kiosk kemasan dengan total 72 titik, motor kemasan sejumlah 283 unit, mobile dispenser 32 unit, kantong BBM SPBU sejumlah 117 titik, dan Serambi Pertamax dengan total 13 titik.

Pada kesempatan yang sama, Ibnu juga menjelaskan bahwa stok elpiji selama periode Idul Fitri tercatat dalam kondisi aman. Ada peningkatan pendistribusian elpiji untuk rumah tangga sebesar 4,4 persen dari rata-rata pendistribusian normal dengan total realisasi sebesar 563.580 metrik ton. Puncak realisasi elpiji untuk rumah tangga terjadi pada H-2 sebesar 27.074 metrik ton.

Kondisi penyaluran gas untuk jaringan gas dan BBG PT PGN berada dalam kondisi terlayani dengan baik. Penyaluran gas untuk jargas PGN di Jakarta, Tangerang, Bogor, Cirebon, Palembang, Lampung, Surabaya, Blora, Semarang, Tarakan, Sorong, dan Batam mengalami penurunan sebesar lima persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Untuk sektor kelistrikan, secara umum kondisinya juga berada pada kondisi aman dan normal. Beban puncak nasional tertinggi terjadi pada 5 Juni 2018 sebesar 35.086 MW dan beban puncak nasional terendah terjadi pada 15 Juni 2018 sebesar 24.243 MW.

"Untuk kondisi pasokan listrik ini Alhamdulilah aman. Tidak terjadi 'unpredictable situation' seperti 'shutdown' atau lainnya. Jadi, kondisinya aman," jelas Ibnu.

Terkait antisipasi bencana geologi, tercatat pada periode Idul Fitri 2018 telah terjadi 15 gempa bumi dengan magnitute 4,2-5,7 yang tidak berpotensi tsunami. Namun, terdapat gempa bumi merusak yang terjadi di daerah Sumenep, Jatim, dan sepanjang Pantai Sarmi, Papua yang menimbulkan korban luka ringan dan puluhan rumah rusak berat maupun ringan. (*)