Operasi Ketupat, nama pengamanan Idul Fitri

id Tito Karnavian,Kapolri,Operasi Ketupat

Operasi Ketupat, nama pengamanan Idul Fitri

Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto (kiri) bersama Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kanan). ANTARA FOTO/Ampelsa/ama/18

Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan penamaan operasi pengamanan Hari Raya Idul Fitri pada 2018 kembali menjadi Operasi Ketupat.

Selama dua tahun berturut-turut, operasi tersebut dinamakan Operasi Ramadniya pada Jenderal (Purn) Badrodin Haiti sebagai Kapolri.

"Operasi kemanusiaan yaitu Ketupat 2018, dulu namanya Ramadniya, tapi banyak yang komplain, susah penyebutannya," kata Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian usai Apel Operasi Ketupat 2018 di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu.

Operasi Ketupat 2018 akan berlangsung selama 18 hari sejak 7 Juni-24 Juni 2018. Ada sebanyak 177 ribu personel gabungan TNI-Polri, Satpol PP, pemadam kebakaran dan jajaran dari instansi terkait yang disiagakan dalam operasi tersebut.

"Ditambah dari jajaran pemda masing-masing dan juga melibatkan beberapa ormas seperti Pramuka, Banser," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Tito menyampaikan sejumlah target pelaksanakan operasi tersebut yakni pengamanan arus mudik dan arus balik Lebaran.

"Selama ini banyak perbaikan infrastruktur dan relatif (tahun ini) lebih baik dari tahun sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan bahwa pada Jumat, 8 Juni 2018, diperkirakan arus mudik akan mulai meningkat.

"Kami kerahkan kekuatan baik TNI, Polri, jajaran pemda dan segenap personel instansi terkait di semua titik yang kami nilai rawan macet, rawan kejahatan," katanya.

Tito memperkirakan bahwa arus mudik dan arus balik pada 2018 akan lebih baik dibanding dengan tahun 2017 karena infrastruktur jalan Tol Trans Jawa sudah bisa dipergunakan meski sebagian masih bersifat fungsional.

"Sudah dilakukan pengecekan berkali-kali jalur Pantura, jalur Selatan dan Tengah," katanya.

Dalam kesempatan itu, mantan Kapolda Metro Jaya tersebut mengimbau agar pemudik tidak menggunakan sepeda motor saat pulang kampung. "Karena roda dua lebih rawan kecelakaan," katanya.

Dia mendorong pemudik sepeda motor untuk mengalihkan moda transportasi ke mudik bersama menggunakan bus yang diadakan sejumlah instansi pemerintah.

Sementara untuk menjamin keamanan masyarakat yang hendak mudik, pihaknya akan mengerahkan tim gabungan Operasi Ketupat untuk berjaga di stasiun, bandara, terminal bus dan sejumlah fasilitas umum dan pusat perbelanjaan.

"Kami petakan kerawanan kejahatan konvensional, seperti copet, jambret, hipnotis, pembiusan. Kami ada operasi khusus untuk itu," katanya.

"Harapannya, operasi ini dapat membuat masyarakat aman dan nyaman dalam merayakan hari suci," pungkasnya. (*)