Masjid kuno Limo Kaum Tanah Datar akan direvitalisasi untuk mengembalikan ke kondisi aslinya

id Masjid Raya Limo Kaum

Masjid kuno Limo Kaum Tanah Datar akan direvitalisasi untuk mengembalikan ke kondisi aslinya

Masjid Raya Limo Kaum Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. (Antara Sumbar/Syahrul Rahmat)

Pemerintah akan berkoordinasi dengan pihak BPCB serta tokoh masyarakat setempat
Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) akan merevitalisasi Masjid Raya Limo Kaum yang merupakan salah satu masjid kuno yang menjadi tingalan cagar budaya untuk mengembalikan ke kondisi aslinya.

Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi di Batusangkar, Selasa, mengatakan revitalisasi masjid tersebut sudah selayaknya dilakukan mengingat kondisi tiang masjid yang sudah mulai memprihatinkan.

"Selain itu kita melihat jendela masjid ini sudah tidak seperti dulu, sehingga mengurangi bentuk asli dan nilai sejarahnya," katanya.

Ia menyebutkan sebagai salah satu benda cagar budaya atau peninggalan bersejarah di Kabupaten Tanah Datar, masjid yang juga disebut Masjid Tuo Lima Kaum tersebut harus dipertahankan keasliannya.

Guna menindaklanjuti hal itu pihaknya menugaskan Kabag Kesra setempat untuk mengajukan anggaran revitalisasi masjid tersebut.

Sebagai bangunan bersejarah yang merupakan salah satu tinggalan cagar budaya, maka pemerintah setempat juga akan berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Batusangkar.

"Untuk lebih lanjut pemerintah akan berkoordinasi dengan pihak BPCB serta tokoh masyarakat setempat," ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPCB Batusangkar, masjid ini diketahui dibangun pada 1790 masehi dengan melibatkan beberapa nagari yang ada di daerah Limo Kaum.

Pembangunannya dilakukan secara bergotong royong oleh seluruh lapisan masyarakat, seperti ninik mamak, kaum cerdik pandai atau kaum intelektual, serta alim ulama.

Pembangunan masjid ini dipelopori oleh beberapa orang tokoh, diantaranya Datuak Bandaro Kuniang, Siam Datuak Basa, Ipok Datuak Nan Khatib dan Mak Jali Tuanku Ambuyut. (*)