Balai Pelaksana Jalan Nasional Investigasi Kerusakan Jalan Kelok Sembilan

id jembatan layang kelok sembilan

Balai Pelaksana Jalan Nasional Investigasi Kerusakan Jalan Kelok Sembilan

Warga melihat Taman Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera Lima, Batang Sanipan, di kawasan Jembatan Layang Kelok Sembilan, Kab Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, Rabu (28/12). Taman yang baru selesai dibangun itu menjadi pilihan pengendara sebagai lokasi "rest area" sekaligus objek wisata saat masa liburan tahun baru. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/kye/16

Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) III Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga akan menginvestigasi dugaan kerusakan jalan dan jembatan layang kelok sembilan menjelang mudik lebaran 1439 Hijriah
Padang, (Antaranews) - Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) III Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga akan menginvestigasi dugaan kerusakan jalan dan jembatan layang kelok sembilan menjelang mudik lebaran 1439 Hijriah.

"Ada informasi yang masuk terjadi keretakan di kawasan jembatan layang kelok sembilan. Hasil tinjauan sementara, bukan dikonstruksi jembatan, tetapi di jalan pelekat," kata Kepala BPJN III Ditjen Bina Marga Syaiful Anwar di Padang, Kamis.

Selain itu ada indikasi di dinding penahan terjadi penurunan bahu jalan yang harus segera diatasi agar tidak semakin parah dan berakibat fatal pada pengguna jalan.

Namun investigasi menyeluruh untuk mengetahui tingkat kerusakan terhadap jalan dan jembatan layang itu tidak bisa dilakukan, karena terkendala aktivitas pedagang kaki lima di lokasi itu.

Pedagang menggunakan hampir seluruh ruas jalan di kawasan itu untuk melakukan aktivitas jual beli sehingga sulit melakukan pemeriksaan.

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Limapuluh Kota yang sebelumnya menyebut akan merelokasi pedagang sebelum puasa, hingga minggu kedua Ramadhan belum bisa berbuat maksimal.

Pedagang masih saja berjualan di lokasi tersebut. Padahal, sejak awal lokasi itu seharusnya bebas dari aktivitas pedagang yang bisa memancing pengendara untuk berhenti di atas jembatan karena akan membahayakan.

Aktivitas pedagang itu juga menyebabkan badan jalan menyempit hingga berpotensi mengakibatkan macet parah di titik tersebut saat mudik.

Syaiful berharap pemerintah daerah segera bisa merelokasi pedagang agar bisa segera melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Jika terjadi kerusakan akan diupayakan bisa diperbaiki agar bisa dilewati saat arus mudik lebaran nanti.

Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit mengatakan pihaknya hari ini mengundang semua pihak yang terlibat untuk membahas persoalan pedagang di kelok sembilan.

"Mudah-mudahan nanti ada kata sepakat untuk solusinya," kata dia.

Jembatan layang kelok sembilan merupakan penghubung jalur utama antara Pekanbaru, Riau dengan Sumbar melewati Limapuluh Kota, dibangun sejak 2003 dan diresmikan 2013.

Jika jembatan itu rusak, pengendara harus mengambil jalan alternatif ke Kiliran Jao dengan jarak tempuh yang jauh lebih panjang.

Jalur utama itu sangat padat setiap kali mudik lebaran karena jumlah masyarakat Sumbar yang merantau ke Riau sangat banyak.

Diperkirakan puncak arus mudik tahun ini pada 8 Juni 2018 dan puncak arus balik pada 20 Juni 2018.***1***