Masyarakat diimbau selektif beli takjil

id Takjil

Masyarakat diimbau selektif beli takjil

Ketua DPRD Kota solok Hardinalis Kobal . (ANTARA SUMBAR/Tri Asmaini)

Arosuka, (Antaranews Sumbar) - Ketua DPRD Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Hardinalis Kobal mengimbau masyarakat selektif dalam memilih takjil untuk berbuka puasa karena terkadang pedagang memberi bahan pewarna atau pengawet pada perbukaan tersebut.

"Sama seperti tahun sebelumnya, jika saat ramadhan seringkali dimanfaatkan pedagang untuk meraih untung besar dengan menambahkan bahan berbahaya untuk memperkuat tekstur, warna dan rasa takjil," katanya di Arosuka, Rabu.

Jika masyarakat tidak cerdas, tentunya yang dirugikan masyarakat itu sendiri, maka dari itu, Hardinalis Kobal meminta masyarakat selektif dalam membeli menu takjil untuk berbuka puasa.

Karena menurutnya, masyarakat mudah terperdaya dengan penampilan dan harga yang murah. Hal ini dimanfaatkan pedagang untuk menjual takjil yang dibumbui pengawet seperti formalin, pewarna atau makanan hampir kadaluarsa dengan harga yang murah.

Ia mengatakan makanan kadaluarsa dijual dengan harga promo, seperti beli satu gratis satu. Tawaran menarik ini langsung ditanggapi masyarakat yang tidak teliti membeli.

Pedagang berlomba membuat tampilan dagangannya semenarik mungkin, namun mereka terkadang menggunakan pewarna tekstil, atau pewarna tak layak konsumsi untuk membuat dagangan mereka tampil dengan warna lebih cerah.

Untuk membuat dagangan tidak cepat basi, pedagang menggunakan pengawet berbahaya seperti formalin. Dengan memberikan formalin ini dagangan mereka memiliki tekstur yang keras dan kenyal dan tahan lama.

"Tekstur yang keras dan kenyal serta warna mengkilat kemungkinan besar mengandung bahan pengawet yang berbahaya," ujarnya.

Hardinalis menyebutkan untuk mengetahui apakah takjil itu mengandung pengawet berbahaya atau tidak, warga harus memperhatikan tekstur, warna dan bau takjil tersebut.

Tekstur yang keras dan kenyal serta warna mengkilat tetapi memiliki bau tak sedap, kemungkinan besar mengandung bahan pengawet yang berbahaya.

Untuk itu, ia menghimbau masyarakat agar lebih cerdas saat hendak membeli takjil untuk berbuka puasa serta agar tidak terkecoh dengan harga murah yang ditawarkan pedagang.

Masyarakat juga diminta untuk melaporkan ke Dinas Kesehatan atau ke BPOM apabila menemukan takjil yang mencurigakan. (*)