Pengoperasian kereta tingkatkan reputasi bandara Minangkabau

id Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatera Barat ,Kereta Api Bandara

Pengoperasian kereta tingkatkan reputasi bandara Minangkabau

Sejumlah penumpang turun dari Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) Minangkabau Ekspres di Stasiun Bandara Internasional Minangkabau (BIM), di Padangpariaman, Sumatera Barat, Selasa (1/5). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww/18.

Padang, (Antaranews Sumbar) - Masyarakat Peduli Kereta Api Sumatera Barat (MPKAS) menilai pengoperasian kereta bandara di Padang oleh Presiden RI Jokowi menaikan reputasi Bandara Internasional Minangkabau (BIM) karena saat ini telah dilengkapi moda transportasi kereta api.

"Kehadiran kereta bandara tidak hanya menekan kepadatan lalu lintas di jalan raya, tapi meningkatkan nama Bandara Minangkabau di mata internasional," kata Sekjen MPKAS Nofrin Napilus di Padang, Selasa.

Menurut dia di kota-kota besar di dunia yang memiliki lapangan terbang kalau sudah memiliki kereta bandara maka ratingnya akan naik.

"Artinya Kota Padang sudah bisa disejajarkan dengan kota-kota besar lain di dunia yang juga memiliki kereta bandara," katanya.

Selain it,u dengan adanya kereta bandara maka tingkat kepastian waktu bagi penumpang pesawat yang menggunakannya menuju bandara akan lebih terjamin.

Ia menyampaikan di negara-negara maju angkutan kereta api jauh lebih diutamakan karena bisa memindahkan sejumlah besar orang dan barang dalam skala waktu yang lebih terukur dibandingkan kendaraan yang ada di jalan raya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Amran menyampaikan kereta api yang terintegrasi langsung dengan bandara di Padang merupakan yang ketiga di Indonesia setelah di Kualanamu, Sumatera Utara, dan Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

"Dari sekitar 237 bandara di Indonesia, baru dua yang yang terintegrasi dengan kereta api yaitu Kualanamu dan Soekarno-Hatta, di Padang adalah yang ketiga," kata dia.

Ia menyampaikan waktu tempuh kereta dari Stasiun Simpang Haru menuju Bandara Internasional Minangkabau sekitar 40 menit, termasuk waktu berhenti pada dua stasiun yang dilalui yaitu Tabing dan Duku.

Menurutnya keberadaan kereta api bandara merupakan anugerah bagi masyarakat Minang, dan diyakini keberadaannya juga tidak akan mematikan bus atau taksi yang telah lebih dahulu melayani rute tersebut. (*)