Padang, (Antaranews Sumbar) - Koordinator Kopertis wilayah X Prof Herri mengatakan penguatan dosen di perguruan tinggi menjadi salah satu kunci terlaksananya Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2017-2045.
"Baik dari segi kualifikasi pendidikan maupun kualitas, dosen didorong dalam RIRN dapat lebih berdaya saing dalam meneliti," ujarnya di Padang, Selasa.
Dalam hal ini kata Herri, dosen menjadi tolok ukur pengembangan penelitian yang inovatif dan aplikatif di Indonesia.
Dosen harus mampu melakukan penelitian atau riset yang berbasis pembangunan nasional dan mencakup bidang strategis antara lain transportasi, obat-obatan, pangan, energi dan pariwisata.
Dengan kata lain dosen akan diarahkan pada penelitian yang bermanfaat dan berkelanjutan untuk kepentingan banyak orang.
Persoalannya saat ini kata Herri penelitian dosen di Indonesia sebagian besar masih dasar dan skala laboratorium.
Adanya pencanangan RIRN yang dikomandoi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dapat meningkatkan klaster penelitian tersebut.
Terlebih pada isu strategis pembangunan nasional, dosen yang meneliti mendapat bantuan secara berkelanjutan.
Menindaklanjuti hal tersebut Kopertis-X terus melakukan pemetaan pada dosen potensial dalam penelitian kemudian direkomendasikan mendapat hibah.
Secara garis besar dari 10.000 dosen yang tercatat mengajar di empat provinsi Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau, setiap wilayah telah memiliki dosen berkompeten dalam penelitian meski jumlahnya masih di bawah lima persen.
Sebagian besar dosen yang dinilai berkompeten tersebut berada pada kampus dengan tingkat kesiapan teknologi tinggi.
Sehingga dalam hal penguatan bidang penelitian seperti jurnal terindeks bereputasi, dosen diberi kemudahan mengembangkan kemampuannya.
Bila kampus telah memiliki tingkat kesiapan teknologi semacam itu akan mudah meningkatkan potensi dosennya.
Hal lain yang dilakukan kementerian untuk memperkuat kualitas dosen yakni mendorong pemerataan kualifikasi pendidikan pengajar.
Salah satu yang didorong yakni komposisi magister dan doktor 1:1 pada setiap kampus.
Artinya bila dibuka penerimaan 1.000 orang magister maka dibuka juga penerimaan 1.000 orang doktor.
Tujuannya program doktor dan magister dinilai tepat dan matang dalam mengembangkan penelitian.
Dengan kata lain selain mengandalkan dosen, RIRN juga mendorong percepatan sumber daya manusia berkualifikasi iptek.
Tujuannya tetap pada 2045, Indonesia menjadi bangsa yang mandiri dan inovatif dalam menyelesaikan persoalan dalam negerinya melalui riset mutakhir.
Sementara itu salah satu dosen di STKIP PGRI Sumbar Fachrul Reza menilai penguatan sumber daya peneliti harus dibarengi peningkatan kesempatan dosen meneliti.
Artinya setiap pemikiran dosen pada kebaruan ilmu perlu dipelihara kementerian dan menjadi aset negara di masa depan.
Seharusnya kata dia setiap ada penemuan segera dijaga dan dihindarkan dari klaim sepihak bangsa lain. (*)
Berita Terkait
Kepala LLDIKTI-X evaluasi penyelenggaraan dan pengelolaan perguruan tinggi swasta
Senin, 11 April 2022 12:23 Wib
Tiga Program Studi di bawah naungan LLDIKTI-X peroleh izin dari Kemendikbudristek
Rabu, 14 Juli 2021 8:45 Wib
LLDIKTI-X minta masing-masing PTS siapkan unit pengontrol jalannya prokes
Rabu, 19 Mei 2021 11:15 Wib
LLDIKTI-X surati empat perguruan tinggi untuk pelaksanaan vaksinasi bagi dosen
Selasa, 27 April 2021 10:27 Wib
Sekjen Kemendikbud lantik Prof Herri sebagai Kepala LLDIKTI Wilayah X
Rabu, 9 Desember 2020 15:27 Wib
Prof Herri : Orang tua tak perlu cemas daftarkan anak ke PTS karena masalah ekonomi, pemerintah sediakan 12.000 beasiswa
Jumat, 14 Agustus 2020 19:54 Wib
Profesor Herri : Dosen berkualifikasi unggul tentu lahirkan lulusan unggul pula
Kamis, 30 Juli 2020 15:46 Wib
LLDIKTI Wilayah X harapkan agar PTS tingkatkan pengembangan perpustakaan
Rabu, 1 Juli 2020 13:57 Wib