MUI Sumbar minta hentikan politisasi aksi teror

id Gusrizal Gazahar

MUI Sumbar minta hentikan politisasi aksi teror

Ketua MUI Sumbar, Gusrizal Gazahar. (Antara Sumbar/Miko Elfisha)

Mari lebih bijak, kedepankan kepentingan bangsa jangan memprioritaskan urusan pribadi, politik dan lainnya
Padang, (Antaranews Sumbar) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat meminta publik menghentikan politisasi aksi teror yang terjadi di Tanah Air karena hanya akan memperburuk situasi dan keadaan.

"Hentikan politisasi, ini soal nyawa anak bangsa, tega sekali ada yang menjadikan ini sebagai konsumsi politik," kata Ketua MUI Sumbar Gusrizal Gazahar di Padang, Jumat.

Menurut Gusrizal, jika aksi ini juga dijadikan alat untuk menyudutkan umat Islam maka tidak bisa dipahami seperti apa hati dan jantung orang itu kalau mau menjadikan nyawa saudara sebangsanya menjadi korban hal ini.

"Kalau ada yang seperti itu aparat harus mengungkap, beberapa hari ini beragam komentar liar muncul, seharusnya biarkan dahulu aparat bekerja selagi masih percaya," kata dia.

Ia melihat orang-orang yang dengan mudah berbicara di media sosial tentang aksi teror malah bisa memicu tindak kekerasan lainnya oleh sebab itu teror dengan opini ini juga harus dihentikan.

"Mari lebih bijak, kedepankan kepentingan bangsa jangan memprioritaskan urusan pribadi, politik dan lainnya," kata dia.

Pada sisi lain Gusrizal menilai seorang muslim yang punya keimanan yang baik tidak akan menerima perilaku teror seperti peledakan bom di Surabaya.

"Artinya kalau ada muslim yang menerima aksi tersebut perlu dipertanyakan karena aksi itu bertolak belakang dengan ajaran Islam," ujarnya.

Ia menyampaikan bangsa ini didirikan atas dasar perjanjian kokoh antara berbagai suku dan agama yang tidak boleh diingkari serta harus dihormati.

"Lalu apakah boleh seorang muslim begitu saja meledakkan bom di tempat yang akan memberikan mudharat, tidak mungkin seorang muslim menerima perbuatan seperti itu," katanya.

MUI mendorong aparat penegak hukum harus segera mengungkap kasus ini untuk mencegah terjadi caci maki liar berujung pada keretakan bangsa.

"Aparat segera bergerak ungkap seterang-terangnya jangan ada yang ditutupi kalau memang tulus ingin menjaga bangsa ini," katanya. (*)