Pengusaha Amerika dan Korea jajaki potensi perikanan dan pariwisata Sumbar

id Maswar Dedi

Pengusaha Amerika dan Korea jajaki potensi perikanan dan pariwisata Sumbar

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sumbar, Maswar Dedi. (ist)

Pengusaha dari AS berminat di bidang perikanan sementara pengusaha Korea Selatan bidang pariwisata
Padang, (Antaranews Sumbar) - Pengusaha dari Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menjajaki potensi perikanan dan pariwisata Sumatera Barat sebagai langkah awal untuk menanamkan modal di bidang itu.

"Pengusaha dari AS berminat di bidang perikanan sementara pengusaha Korea Selatan bidang pariwisata," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sumatera Barat, Maswar Dedi di Padang, Jumat.

Ia mengatakan proses awal hingga pengusaha itu akhirnya memutuskan berinvestasi di Sumbar membutuhkan waktu yang cukup panjang, karena itu pemerintah daerah harus pandai-pandai membujuknya.

Data potensi dan data penunjang lainnya harus tersedia lengkap sebagai dasar bagi investor untuk menghitung segala kemungkinan jika menginvestasikan uang di Sumbar.

Data itu meski belum berupa studi kelayakan yang lebih komprehensif, tetapi sudah sangat lengkap dan bisa dipedomani oleh investor.

Data Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar produksi ikan tangkap Sumbar per tahun baru sekitar 200.000 ton dari potensi 565.000 ton per tahun.

Ikan tuna yellow fin misalnya, memiliki potensi 23.343 ton per tahun, tetapi baru termanfaatkan 19,2 persen. Tuna big eye memiliki potensi tangkap 19.332 ton dengan pemanfaatan 19,2 persen, dan cakalang memiliki potensi 65.000 ton per tahun dengan pemanfaatkan baru 19,1 persen.

Secara keseluruhan luas pantai barat Sumbar mencapai 915.000 km per segi tersebar di tujuh kabupaten dan kota dengan tingkat pemanfaatan baru 26,2 %, karenanya potensi bidang ini masih sangat mungkin untuk dikembangkan.

Sementara untuk bidang pariwisata, Sumbar memiliki potensi yang sangat banyak baik untuk destinasi, budaya dan kuliner.

Terbaru Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandeh sudah mulai jelas pembebasan lahan untuk 400 hentare, sementara Mentawai juga banyak titik bisa dikembangkan untuk resor. (*)