Legislator: harga pangan naik pedagang jangan disalahkan

id Harga Pangan Ramadhan,Harga Pangan Lebaran,DPRD Sumbar

Legislator: harga pangan naik pedagang jangan disalahkan

Ilustrasi - Kemendag memantau ketersedian dan harga sejumlah kebutuhan pokok di Bukittinggi jelang Ramadhan,Senin(9/4). (ANTARA SUMBAR/ Ira Febrianti/)

Apabila terjadi kenaikan harga, pedagang jangan disalahkan karena harga tersebut tidak akan naik apabila ketersediaan barang terjamin. Jika permintaan tinggi sedangkan ketersediaan barang rendah maka akan berdampak pada harga komoditas tersebut.
Padang, (Antaranews Sumbar) - Wakil Ketua DPRD Sumatera Barat Guspardi Gaus meminta pemerintah provinsi (pemprov) setempat mengawasi harga kebutuhan pokok yang kerap mengalami kenaikan harga saat memasuki bulan Ramadhan.

"Saat ini kondisi ekonomi sedang lesu apabila harga kebutuhan pokok naik tentu akan semakin memberatkan bagi masyarakat," kata dia di Padang, Kamis.

Menurut dia kenaikan harga kebutuhan pokok pada bulan Ramadhan menjadi momok tersendiri bagi masyarakat terutama pada kalangan menengah ke bawah.

"Dinas terkait harus melakukan pengawasan secara rutin agar harga kebutuhan masyarakat tidak naik," ujarnya.

Ia mengatakan kenaikan harga terjadi akibat kebutuhan barang semakin tinggi dan ketersediaan bahan tersebut berkurang. Pemerintah harus memastikan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat ada sehingga harga tidak mengalami kenaikan yang tajam.

"Penekanan harga pasar tentu harus sesuai dengan prinsip ekonomi, kita berharap pada bulan Ramadhan ini tidak terjadi kenaikan harga yang tinggi,' kata dia.

Menurut dia apabila terjadi kenaikan harga, pedagang jangan disalahkan karena harga tersebut tidak akan naik apabila ketersediaan barang terjamin. Jika permintaan tinggi sedangkan ketersediaan barang rendah maka akan berdampak pada harga komoditas tersebut.

"Dalam hal ini pemerintah bertanggung jawab untuk menjaga ketersediaan kebutuhan masyrakat agar harga tetap stabil," kata dia.

Selain itu penyebab naiknya harga kebutuhan adalah terjadinya penimbunan komoditas tertentu dan membuat stok barang berkurang di pasaran sehingga harganya mengalami kenaikan.

"Pengawasan yang dilakukan secara teratur tentu akan meminimlakan terjadinya penimbunan tersebut. Kami harap pemerintah bekerja sama dengan instansi terkait agar tidak terjadi penimbunan komoditas di Sumatera Barat," kata dia.

Sebelumnya Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumatera Barat, Zaimar mengatakan kenaikan harga bawang merah menjelang masuknya bulan Ramadhan di daerah Sumatera Barat dipicu karena berkurangnya komoditas tersebut.

"Produksi bawang merah di Alahan Panjang Kabupaten Solok memang sedikit berkurang karena dalam masa tanam, sehingga menyebabkan stok juga terganggu," katanya di Padang, Senin.

Harga bawang merah di Pasar Raya Padang mencapai Rp36.000 per kilogram atau naik sekitar Rp12.000 dari harga normal yakni Rp24.000 per kilogram.

Menurut dia meski stok bawang merah dari Alahan Panjang agak berkurang, namun pasokan dari luar seperti Pulau Jawa masih mampu menutupi sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

"Pasokan bawang dari Jawa ke Sumatera Barat masih lancar dan di pasar-pasar tidak akan kekurangan stok," katanya. (*)