Ditawari ekspor lele asap ke Qatar, pengusaha asal Pesisir Selatan mulai ancang-ancang (video)

id Lele Asap,Ekspor Lele Asap ke Qatar

Ditawari ekspor lele asap ke Qatar, pengusaha asal Pesisir Selatan mulai ancang-ancang (video)

Ketua Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq, Wedi Radian Dasril memperlihatkan lele asap yang diproduksi kelompoknya. (Antara Sumbar / Didi Someldi Putra)

Painan, (Antaranews Sumbar) - Lele asap produksi Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq yang berkedudukan di Koto Panai Air Haji, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat dikenalkan ke Qatar serta Belanda dan mendapat respon baik dari pengusaha di sana.

"Pengenalan dilakukan pertengahan 2016, hanya saja tidak berlanjut sampai ke kerja sama karena kami belum bisa memenuhi permintaan pasar di dua negara itu," kata Ketua Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq, Wedi Radian Dasril di Painan, Jumat.

Ia menambahkan, khusus pengusaha di Qatar, mereka meminta pihaknya menyediakan lele asap sebanyak 16 ton setiap bulannya dan untuk memenuhinya minimal harus ada sekitar 100 kolom bioflok berdiameter tiga meter yang dioperasikan.

"Kami hanya memiliki 10 kolom bioflok dan masing-masingnya mampu memproduksi sekitar 900 kilogram lele per masa panen," ungkapnya.

Sementara untuk memenuhi 16 ton lele asap itu dibutuhkan 64 ton lele basah setiap bulannya, kendati demikian, pihaknya mengaku cukup berambisi untuk memenuhi permintaan tersebut dengan harapan agar usaha pembudidayaan lele semakin menggeliat.

"Kami telah merancang untuk membina kemitraan dengan masyarakat dan cara ini akan cukup efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan pasar tidak hanya dalam daerah bahkan nasional dan juga luar negeri," ucapnya.

Meski belum mampu memenuhi permintaan pasar di Qatar dan Belanda namun Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq tetap eksis memasarkan lele asap baik di kabupaten setempat hingga ke Bukittinggi, Pekanbaru, Jakarta dan juga Jambi.

"Permintaan masing-masing daerah bervariasi ada yang 50 kilogram per bulan bahkan ada yang 100 kilogram," ujarnya.

Rata-rata dalam sebulan kelompok tersebut mampu memproduksi sekitar 360 kilogram lele asap.

Wedi Radian menyebutkan lele asap produksi kelompoknya memiliki pelbagai keunggulan seperti tidak amis, gurih dan juga lebih higenis, hal tersebut karena sistem bioflok yang dikembangkan dalam pembesarannya.

Terpisah, Plt. Kepala Dinas Perikanan Pesisir Selatan, Arlindawati didampingi Kepala Bidang Budidaya setempat, Firdaus menyebutkan Kelompok Budidaya Farm Biofloc Ar-Razzaaq merupakan satu dari beberapa kelompok budidaya ikan air tawar yang paling cepat perkembangannya di daerah itu.

"Kami terus menjalin komunikasi yang intensif dengan pengelola sehingga selain tetap mendapat informasi seputar perkembangannya kami juga mengetahui kendala-kendala yang dihadapi untuk pengembangan usaha budidaya yang mereka jalankan," ucapnya.