Dekranas gandeng Kemdikbud susun kurikulum tenun bagi sekolah tenun
Untuk sekolah tenun ini kita bekerja sama dengan Kemdikbud untuk membuat kurikulum
Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) gandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyusun kurikulum tenun yang diperuntukkan bagi sekolah tenun.
Ketua Umum Dekranas, Mufidah Jusuf Kalla di Batusangkar, Selasa, mengatakan untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran tenun di sentra industri tenun Tigo Jangko, Tanah Datar, Sumatera Barat maka dibutuhkan kurikulum khusus.
"Untuk sekolah tenun ini kita bekerja sama dengan Kemdikbud untuk membuat kurikulum," katanya.
Ia menyebutkan nantinya sentra industri tenun tersebut diharapkan berkembang menjadi sekolah tenun berbasis kompetensi yang akan melahirkan para pengarajin tenun di ranah Minang.
Selain itu, ia mengatakan setelah adanya kurikulum khusus terkait tenun, maka ke depannya diharapkan keterampilan menenun dapat diajarkan di sekolah-sekolah.
Menurut dia, Indonesia sangat kaya dengan potensi kerajinan berupa tenun, oleh karenanya dibutuhkan lembaga khusus yang lengkap dengan kurikulumnya.
"Untuk menfasilitasi hal tersebut maka dibutuhkan lembaga berupa sekolah tenun yang memiliki kurikulum khusus yang nantinya akan melatih anak muda," ujarnya.
Ia menambahkan, pada sentra industri tenun terbesar di Indonesia ini nantinya tidak hanya akan menghadirkan pelatih dari Sumbar, akan tetapi juga dari luar daerah tanpa menghilangkan kekhasannya.
Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi mengatakan sentra industri tenun tersebut diharapkan dapat ikut melestarikan songket yang merupakan salah satu kerajinan tradisional yang ada di Tanah Datar.
Sentra industri tenun ini tidak hanya akan menjadi tempat pelatihan menenun, akan tetapi juga akan disertai dengan tempat produksi tenun dengan memberdayakan generasi muda. (*)
Ketua Umum Dekranas, Mufidah Jusuf Kalla di Batusangkar, Selasa, mengatakan untuk menunjang pelaksanaan proses pembelajaran tenun di sentra industri tenun Tigo Jangko, Tanah Datar, Sumatera Barat maka dibutuhkan kurikulum khusus.
"Untuk sekolah tenun ini kita bekerja sama dengan Kemdikbud untuk membuat kurikulum," katanya.
Ia menyebutkan nantinya sentra industri tenun tersebut diharapkan berkembang menjadi sekolah tenun berbasis kompetensi yang akan melahirkan para pengarajin tenun di ranah Minang.
Selain itu, ia mengatakan setelah adanya kurikulum khusus terkait tenun, maka ke depannya diharapkan keterampilan menenun dapat diajarkan di sekolah-sekolah.
Menurut dia, Indonesia sangat kaya dengan potensi kerajinan berupa tenun, oleh karenanya dibutuhkan lembaga khusus yang lengkap dengan kurikulumnya.
"Untuk menfasilitasi hal tersebut maka dibutuhkan lembaga berupa sekolah tenun yang memiliki kurikulum khusus yang nantinya akan melatih anak muda," ujarnya.
Ia menambahkan, pada sentra industri tenun terbesar di Indonesia ini nantinya tidak hanya akan menghadirkan pelatih dari Sumbar, akan tetapi juga dari luar daerah tanpa menghilangkan kekhasannya.
Bupati Tanah Datar, Irdinansyah Tarmizi mengatakan sentra industri tenun tersebut diharapkan dapat ikut melestarikan songket yang merupakan salah satu kerajinan tradisional yang ada di Tanah Datar.
Sentra industri tenun ini tidak hanya akan menjadi tempat pelatihan menenun, akan tetapi juga akan disertai dengan tempat produksi tenun dengan memberdayakan generasi muda. (*)