Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat optimistis mampu keluar dari status daerah tertinggal pada 2019 karena sekarang berada pada urutan 18 naik dari 122 daerah tertinggal di Indonesia.
"Tahun lalu kita masih urutan 35 dan sekarang sudah dinomor 18 dan kami fokus meningkatkan indikator yang belum tercapai dan pada 2019 bisa keluar dari ketagori daerah tertinggal", kata Selretaris Daerah Solok Selatan Yulian Efi, di Padang Aro, Kamis.
Target pemerintah pusat bisa membebaskan 50 daerah tertinggal pada 2019.
"Kita akan prioritaskan indikator yang belum tercapai agar target tersebut bisa tercapai," ujarnya.
Pelaksana tugas Kepala Bappeda Solok Selatan Hary Trisna, mengatakan, sesuai ekspose Bupati di Kementerian Desa ada beberapa indikator yang perlu segera diintervensi agar target mampu keluar dari daerah tertinggal pada 2019 bisa terealisasi.
Yang pertama yaitu sumber daya manusia pada angka harapan hidup yang saat ini masih rendah 66,78 tahun atau masih dibawah rata-rata Provinsi.
Hal ini terjadi karena tenaga medis yang terbatas, kondisi geografis, masih rendahnya penduduk memiliki jaminan pelayanan kesehatan serta sarana dan prasarana.
Untuk mengatasi ini pemerintah setempat sudah melakukan peningkatan akses sanitasi dasar, air minum, pelayanan dan promosi kesehatan.
Selanjutnya kemampuan keuangan daerah karena APBD belum optimal dalam membiayai pembangunan semua sektor prioritas dan mendesak.
Untuk meningkatkan kemampuan daerah pemerintah Solok Selatan meningkatkan pembangunan sektor pariwisata guna meningkatkan PAD.
Selain itu meningkatkan komunikasi dengan pihak swasta terkait CSR dan meningkatkan iklim investasi daerah melalui kepastian hukum dan kemudahan inbestasi.
Selanjutnya karakteristik daerah seperti gempa bumi, banjir, bencana lainnya, kawasan hutan lindung, lahan kritis dan desa konflik.
Untuk karakteristik 39 nagari di Solok Selatan rawan gempa bumi, 19 nagari rawan banjir, 12 nagari rawan lonsor, delapan nagari rawan erupsi Gunung Kerinci, 11 nagari rawan kebakaran hutan dan lahan, lima lagi rawan kekeringan dan dua nagari rawan konflik.
Selanjutnya dari segi infrastruktur jalan yang aspal beton dan diperkeras yang menjadi prioritas guna keluar dari daerah tertinggal.
"Indikator karakteristik daerah agak sulit dicapai sebab tidak bisa di ubah seperti daerah rawan bencana," katanya. (*)
Berita Terkait
Solok Selatan tingkatkan pemahaman keluarga sadar hukum
Selasa, 14 November 2023 18:31 Wib
Wabup: butuh persiapan matang menjalankan program pemerintah
Senin, 6 November 2023 17:46 Wib
Wabup ingatkan percepat pelaksanaan kegiatan jelang akhir tahun
Selasa, 24 Oktober 2023 15:47 Wib
OPD diminta percepat proses perubahan anggaran
Senin, 25 September 2023 10:52 Wib
Solok Selatan dorong UMKM miliki sertifikat halal
Senin, 22 Mei 2023 15:13 Wib
Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Solok Selatan naik lebihi target RPJMD
Selasa, 21 Maret 2023 15:28 Wib
Pemkab Solok Selatan segera tindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK RI
Selasa, 17 Januari 2023 9:42 Wib
APBD Solok Selatan 2023 difokuskan tekan inflasi dan pengembangan SDM
Jumat, 11 November 2022 10:15 Wib