Dosen jangan gagap teknologi, kata Koordinator Kopertis X

id Herri

Dosen jangan gagap teknologi, kata Koordinator Kopertis X

Koordinator Kopertis X, Prof Herri (kanan). (Antara Sumbar/Novia Harlina)

Teknologi semakin maju, dosen-dosen juga tidak boleh tertinggal dan harus mampu beradaptasi pada era digital ini
Padang, (Antaranews Sumbar) - Dosen yang berada di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah X diminta tidak gagap teknologi untuk menghadapi tantangan di era digital saat ini.

"Teknologi semakin maju, dosen-dosen juga tidak boleh tertinggal dan harus mampu beradaptasi pada era digital ini," kata Koordinator Kopertis X Prof Herri usai upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Padang, Rabu.

Menurutnya jika dosen tidak ikut memacu diri dalam menghadapi tantangan di era digital saat ini maka mutu dan kualitas lulusan juga akan menurun karena tuntutan lapangan pekerjaan juga mengharuskan alumni memiliki kompetensi teknologi.

Apalagi saat ini, lanjutnya pemerintah pusat sedang mewacanakan pendidikan jarak jauh dalam jaringan (daring) yang memanfaatkan internet sebagai media perantara dosen dan mahasiswa.

Wacana itu akan terlaksana jika dosen tidak gagap teknologi, ujarnya dan saat ini di Sumatera Barat Kopertis X sudah memulai pendidikan jarak jauh tersebut dengan menggandeng Universitas Terbuka.

Dengan pendidikan jarak jauh ini akan memberikan keuntungan bagi mahasiswa karena lebih mudah dan praktis serta murah dalam biaya, katanya.

Sebab mahasiswa tidak perlu lagi datang bertatap muka kuliah dari satu daerah ke daerah lainnya, karena cukup dengan membuka laptop atau gawainya saja.

Dalam waktu dekat kata Herri, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi akan mengeluarkan peraturan terkait pendidikan jarak jauh ini dan dapat diimplementasikan oleh kampus-kampus yang ada.

"Kita harus mengikuti pendidikan yang berstandar nasional agar tidak tertinggal," ujarnya.

Sebelumnya Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) melakukan pemetaan terhadap tenaga dosen dalam menghadapi pendidikan jarak jauh dengan cara daring.

"Kemristekdikti telah memetakan tenaga dosen dalam menghadapi pembelajaran dengan cara daring, berdasarkan usianya," ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kemristekdikti, Prof Ali Ghufron

Ia menyebutkan jumlah dosen yang berusia 53 tahun hingga 71 tahun sebanyak 24.381 dosen, kemudian yang berusia 37 tahun hingga 52 tahun sebanyak 142.020 dosen, dan tenaga dosen milenial yang berumur di bawah 36 tahun sebanyak 113.965 dosen.

Pihaknya juga memperkirakan Angka Pendidikan Kasar (APK) meningkat setelah pendidikan jarak jauh ini diterapkan, yakni saat ini rata-rata APK 0,5 persen per tahun dan bisa meningkat hingga 40 persen pada 2022-2023. (*)