Menurut Kemenag Pariaman kegiatan keagamaan bisa tangkal perilaku LGBT

id Perilaku LGBT,Kemenag Pariaman

Menurut Kemenag Pariaman kegiatan keagamaan  bisa tangkal perilaku LGBT

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Pariaman Muhammad Nur. (Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Pariaman, (Antaranews) - Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Pariaman, Sumatera Barat menyatakan kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh pemerintah kota setempat secara berkala merupakan salah satu upaya untuk menangkal perilaku Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender.

"Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh pemerintah Kota Pariaman seperti gerakan maghrib mengaji, subuh mubarakah dan MTQ merupakan langkah nyata untuk menangkal perilaku menyimpang seperti LGBT, narkoba, perjudian dan lainnya," kata kepala Kemenag Pariaman, Muhammad Nur, di Pariaman, Jumat.

Perbuatan menyimpang seperti LGBT sudah merambah hingga ke berbagai elemen masyarakat, termasuk oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan pemerintah Kota Pariaman beberapa waktu lalu.

Hal tersebut ujarnya, dikhawatirkan menyentuh hingga ke pusaran anak didik di daerah itu sehingga bisa merusak moral generasi muda Indonesia.

Bahaya laten perilaku LGBT ujar dia, salah satunya diakibatkan mental dan akhlak masyarakat yang mulai pudar terhadap nilai-nilai keagamaan.

Oleh karena itu katanya, masyarakat diharapkan lebih tegas, dan maksimal dalam mengawal perkembangan anak didik termasuk memberikan pendidikan formal maupun non formal di Taman Pendidikan Al Quran (TPA) atau rumah tahfiz.

Hal tersebut lanjut dia, secara umum akan mempengaruhi mental anak didik karena menghabiskan waktu cukup banyak di tempat-tempat keagamaan sehingga paham dan menjauhi LGBT, narkoba dan perilaku menyimpang lainnya.

Sementara itu Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengatakan cukup mengkhawatirkan maraknya pemuda di daerah itu yang tersandung masalah hukum seperti narkoba, pencurian, perjudian dan sejenisnya.

Pihaknya juga menyinggung tentang etika berpakaian para generasi muda saat ini yang dinilai kurang mengutamakan nilai kesopanan dan tata krama.

Sebagai contoh ujar dia, saat ini generasi muda tidak banyak lagi yang berkenan mengunakan baju "Kuruang Basiba" atau baju adat masyarakat suku Minangkabau.

Pihaknya berharap seluruh elemen masyarakat terutama orang tua dapat memperhatikan persoalan generasi muda tersebut agar tidak salah arah dalam bergaul yang bisa merusak moral dan akhlak. (*)