Pemilu 2019, KPU Solok siapkan 1.300 TPS

id KPU Solok,Pemilu 2019

Pemilu 2019, KPU Solok siapkan 1.300 TPS

Plh KPU Kabupaten Solok, Jons Manedi di Koto Baru, Jumat. (ANTARA SUMBAR/Tri Asmaini)

Arosuka, (Antaranews Sumbar) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Solok, Sumatera Barat, menyiapkan 1.300 tempat pemungutan suara (TPS) untuk pelaksanaan pemilihan umum 2019 di wilayah itu.

"Jumlah TPS ini bisa kemungkinan bertambah atau berkurang. Untuk pastinya terlihat setelah pemutakhiran data oleh pantarlih," kata Plh KPU Kabupaten Solok, Jons Manedi di Koto Baru, Jumat.

Jika terjadi penambahan dari TPS yang telah disiapkan, pihaknya akan menyesuaikan dengan jumlah pemilih hanya 300 orang per TPS. Berbeda dari 2014 yang satu TPS mencapai 500 pemilih.

Hal tersebut diubah sehingga memaksimalkan pelayanan terhadap pemilih yang terlampau banyak pada pemilu sebelumnya.

"TPS yang disiapkan tersebut, bertambah dibanding pada pemilu 2014 dengan 964 TPS," ujarnya.

Saat ini, imbuhnya tengah dilakukan pencocokan dan penelitian (Coklit) daftar pemilih yang dilakukan oleh 1.300 panitia pendaftaran pemilih (Pantarlih) yang jumlah petugasnya menyebar di setiap TPS nagari setempat.

Pelaksanaan Coklit selama sebulan 17 April-16 Mei 2018. Pada hari pertama Pantarlih mengumpulkan data 8.404 KK tercoklit dan 23.617 orang pemilih tercoklit.

Coklit merupakan sinkronisasi gabungan daftar penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) yang bersumber dari Kementerian Dalam Negeri dan daftar pemilih terakhir dari KPU pusat.

Jumlah data pemilih sementara yang dicoklit untuk Solok sebanyak 300.400 orang yang tercatat dalam model A, daftar pemilih yang terdaftar di Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang belum terdaftar di model A didaftarkan ke model AA.

"Pemilih harus memiliki KTP elektonik dan KK untuk terdaftar sebagai pemilih," ujarnya.

Jika ada masyarakat yang belum rekam data atau memiliki KTP elektronik, akan dikoordinasikan dengan Disdukcapil agar disegarakan berkasnya, sebutnya.

Sementara jumlah pemilih baru yang berusia 17 atau lebih pada hari H belum selesai dimutakhirkan oleh pantarlih, yang didominasi oleh pemilih pemula.

Setelah coklit selesai, daftar yang telah dicocokan dan dilakulan oleh pantarlih tersebut akan dilakukan penyusunan sebagai daftar pemilih sementara (DPS) hingga di pleno sebagai DPT.

Ia menyebutkan beberapa kendala pantarlih di lapangan seperti kesulitan menemui masyarakat yang bekerja, adanya satu kepala keluarga yang berbeda TPS, data yang tidak cocok seperti salah nama atau tempat lahir dan lainnya.

"Saya berharap partisipasi pemilih 2019 nantinya meningkat dibanding 2014 sebesar 70 persen dari pemilih," ujarnya.