KABAR : Tak dapat instan untuk berhenti merokok

id merokok

KABAR : Tak dapat instan untuk berhenti merokok

merokok (pixabay.com)

Hal tersebut dialaminya sendiri, saat mencoba untuk berhenti merokok. Pihaknya sudah mencoba banyak cara, namun sangat sulit
Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Anggota Koalisi Indonesia Bebas TAR (Kabar) Dimasz Jeremia menyebutkan tidak dapat instan atau cepat dan perlu adanya penyusunan langkah strategis untuk berhenti merokok .

"Untuk dapat berhenti itu menurut saya seperti menyusun proyek berjangka, kita tidak bisa mendapatkan hasil instan dalam waktu cepat, karena susahnya bukan main," ujarnya di Jakarta, Senin.

Hal tersebut dialaminya sendiri, saat mencoba untuk berhenti merokok. Pihaknya sudah mencoba banyak cara, namun sangat sulit.

"Buat perokok adiktif mungkin tahu bagaimana rasanya."

Dimasz yang juga pembina Asosiasi Vaper Indonesia (AVI) menambahkan berdasarkan pengamatan KABAR selama setahun terakhir, banyak perokok yang mulai sadar bahaya yang mengintai diri mereka jika tetap mengonsumsi rokok.

Menurut dia, untuk dapat berhenti merokok harus ada langkah-langkahnya dan produk tembakau alternatif adalah salah satu langkah untuk mencapai tujuan agar dapat berhenti merokok.

Dia menambahkan bahwa keinginan para perokok untuk berhenti akan bisa berhasil jika mendapatkan dukungan dari banyak pihak, seperti orang terdekat.

Selain itu, produk tembakau alternatif yang telah terbukti lebih rendah risiko berdasarkan hasil penelitian juga bisa menjadi pilihan.

Berdasarkan hasil studi dari Public Health England (PHE), produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar dan rokok elektrik memiliki risiko kesehatan 95 persen lebih rendah dibandingkan rokok konvensional.

Produk tersebut berpotensi untuk menjadi solusi perokok untuk berhenti merokok. Dengan demikian, tujuan dari pemerintah Indonesia untuk menurunkan angka perokok bisa tercapai secara perlahan.

Anggota Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI), Feni Fitriani Taufik, mengatakan produk tembakau alternatif bertujuan untuk membantu mengurangi biaya beban negara terhadap pengobatan masyarakat akibat rokok.

"Potensi produk tembakau alternatif tidak bisa diabaikan begitu saja dan kesimpulan ini bukanlah kesimpulan sembarang, tapi berangkat dari hasil penelitian ilmiah yang kredibel," kata Feni.

Feni berharap melalui edukasi komprehensif dan dukungan penelitian ilmiah diharapkan pemerintah dapat membuka diri untuk mempelajari potensi dari produk tembakau alternatif.

"Sebagai organisasi yang fokus pada isu kesehatan publik, kami sangat terbuka jika pemerintah mengundang kami untuk berdiskusi mengenai produk alternatif tembakau guna mencari solusi mengatasi permasalahan rokok di Tanah Air. Ke depan, kami juga mendukung upaya pemerintah untuk mengatur dan mengawasi peredaran produk tembakau alternatif ini agar tepat sasaran," kata Feni lagi.(*)