New York, (Antaranews Sumbar) - Harga minyak dunia naik pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para investor mengabaikan kritik Presiden AS Donald Trump terhadap harga minyak yang tinggi.
Pasar berada di bawah tekanan di sesi awal pada Jumat (20/4), setelah Trump menyatakan di twitter-nya bahwa OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak) sedang menjaga harga minyak tetap tinggi.
Harga minyak AS turun hampir 1,2 persen ke level 67,50 dolar AS per barel menyusul komentarnya sebelum pulih pada akhir perdagangan.
Awal pekan ini, harga minyak AS dan Brent mencapai tingkat tertinggi dalam lebih dari tiga, karena ketegangan geopolitik dan penurunan cadangan minyak AS mendukung pasar.
Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, bertambah 0,09 dolar AS menjadi menetap di 68,38 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, naik 0,28 dolar AS menjadi ditutup pada 74,06 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. (*)
Berita Terkait
Pertamina cek kualitas BBM dua SPBU di Kota Padang
Jumat, 5 April 2024 19:12 Wib
Antisipasi tumpahan minyak di perairan Dumai
Rabu, 3 April 2024 21:19 Wib
Kilang Balikpapan tingkatkan kapasitas jadi 360 ribu barel
Minggu, 31 Maret 2024 11:46 Wib
Lemak dan minyak penyumbang nilai ekspor terbesar Sumbar Rp1,5 triliun
Jumat, 1 Maret 2024 15:05 Wib
Pemkab Agam olah limbah plastik jadi bahan bakar minyak
Kamis, 22 Februari 2024 9:05 Wib
Pabrik pengolahan minyak sawit di Aceh Tamiang terbakar
Jumat, 16 Februari 2024 5:53 Wib
Polda Sumbar ungkap belasan kasus penyelewengan BBM bersubsidi
Sabtu, 3 Februari 2024 13:24 Wib
Harga CPO pada Februari 2024 naik 4,06 persen
Kamis, 1 Februari 2024 7:56 Wib