SDM dan modal jadi kendala pengembangan batik Pariangan

id Batik Pariangan,Pengembangan Batik Pariangan

SDM dan modal jadi kendala pengembangan batik Pariangan

Pengembangan Batik Pariangan. (Antara Sumbar/Syahrul Rahmat/18.)

Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Pengembangan produksi batik Pariangan yang dikembangkan di Nagari Pariangan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, terkendala persoalan sumber daya manusia serta sarana pendukung seperti rumah produksi dan peralatan lainnya.

Wali Nagari Pariangan April Khatib Saidi di Pariangan, Kamis, mengatakan jumlah tenaga yang memproduksi batik tersebut masih berjumlah sedikit.

"Hingga saat ini baru ada sepuluh orang yang memiliki keahlian membatik. Kesepuluh orang tersebut juga baru menguasai teknik membatik setelah mengikuti pelatihan beberapa bulan yang lalu" katanya.

Ia menyebutkan, untuk mengantisipasi hal tersebut pihaknya berupaya untuk mengadakan pelatihan ulang untuk masyarakat lain agar memiliki keterampilan membatik.

"Insyaallah pada 1 Mei sebanyak 20 warga akan dilatih membatik dengan mendatangkan pelatih dari ISI Padang Panjang, serta dari Balai Pelatihan Padang Panjang," ujarnya.

Selain itu ia mengatakan hingga kini rumah produksi masih belum memadai dan peralatan yang dipergunakan juga masih sangat tradisional.

Ia menambahkan, kendala lain yang dihadapi saat ini adalah terkait urusan pemodalan, seperti untuk membeli bahan serta peralatan lain untuk menunjang produksi.

Baca juga: Sempati dibeli Mufidah Jusuf Kalla, batik Pariangan diperkenalkan secara nasional

Menurutnya, sekalipun proses produksi dilakukan dalam keterbatasan, akan tetapi permintaan terhadap batik tersebut cukup tinggi, terbukti dengan adanya pemesanan dalam jumlah besar oleh beberapa organisasi maupun perorangan.

"Batik ini juga akan dijadikan sebagai salah satu produk unggulan nagari, jadi Pariangan tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata budaya," katanya.

Direktur Komunitas Nagari Tuo Pariangan, Irwan Malin Basa mengatakan batik merupakan produk yang berkembang di seluruh Indonesia, hanya saja selama ini batik produksi Jawa lebih banyak beredar di masyarakat sehingga batik seringkali diidentikkan dengan Jawa.

"Batik sebenarnya ada di seluruh Indonesia, hanya saja yang membedakannya adalah motif, seperti Batik Pariangan yang menggunakan motif khas Minangkabau," katanya. (*)