Sumbar targetkan 500 ribu orang ikuti HKBN

id Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional ,BPBD Sumbar

Sumbar targetkan 500 ribu orang ikuti HKBN

Ilustrasi - Para siswa sekolah dasar yang mengikuti simulasi gempa dan tsunami dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2017 menaiki tangga shelter yang ada di Kota Padang, Sumatera Barat. (Novia Harlina/Antara Sumbar)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat menargetkan 500 ribu orang mengikuti rangkaian kegiatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) 2018 pada 26 April.

"Sekarang yang telah terdata mengikuti kegiatan ini 300 ribu orang. Diharapkan pada 26 April nanti bisa 500 ribu orang," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rumainur di Padang, Senin.

Menurutnya pendataan peserta tidak dilakukan perorangan tetapi per institusi dan sekolah yang diundang di seluruh kabupaten dan kota di Sumbar.

Data sementara peserta per instansi di bawah koordinasi BPBD Kota Padang mencapai 104 ribu orang, Pariaman 10 ribu, Padang Pariaman sembilan ribu, Agam enam ribu dan Limapuluh Kota 10 ribu.

Sementara sejumlah kabupaten dan kota lain masih belum melaporkan.

Dibanding tahun 2017, jumlah peserta HKBN 2018 dipastikan meningkat drastis, sebab kesadaran masyarakat Sumbar untuk selalu siaga menghadapi bencana memang tumbuh dengan baik.

?2017 lalu, target peserta HKBN 200 ribu, tercapai 80 persen,? katanya.

Rumainur mengatkaan kegiatan HKBN 2018 bertujuan untuk membangun kesiapsiagaan bencana masyarakat, selain mengedukasi masyarakat supaya cerdas menghadapi bencana.

Kegiatannya beragam tersebar di kabupaten/kota diantaranya perlombaan kelompok siaga bencana, sosialisasi kebencanaan, pengenalan lokasi evakuasi pada masyarakat.

Puncaknya pada 26 April dilaksanakan evakuasi mandiri secara serentak.

Skenarionya pada 26 April 2018 pukul 10.00 WIB terjadi gempa besar berpotensi tsunami. Sirine peringatan dini tsunami berbunyi selama 3 menit. Selanjutnya, masyarakat yang beraktifitas di kantor maupun sekolah keluar dari ruangan, kemudian melakukan penyelamatan diri melalui jalur evakuasi vertikal maupun horizontal.

?Kalau 7 kabupaten/kota di Sumbar, evakuasinya untuk penyelamatan dari ancaman tsunami. Kabupaten/kota lain hanya gempa. Boleh juga untuk kabupaten/kota lain itu menggelar evakuasi sesuai potensi bencana di daerahnya. Seperti, banjir dan longsor. Intinya, kegiatan mengarah pada kesiapsiagaan bencana,? katanya.