Padang terapkan komposisi 80-20 siswa baru

id Penerimaan Siswa Baru,Penerimaan Siswa Baru di Padang

Padang terapkan komposisi 80-20 siswa baru

Penerimaan Siswa Baru.

Padang, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Padang, Sumbar menerapkan komposisi 80 persen siswa masuk sekolah di dekat domisili dan 20 persen luar domisili pada penerimaan siswa baru 2018.

"Ini mengikuti arahan Kemendikbud dalam upaya pemerataan kualitas siswa dan sekolah di daerah," kata Sekretaris Kepala Dinas Pendidikan Padang Danti Arvan di Padang, Jumat.

Penerapan ini akan berlaku bagi siswa masuk SD dan siswa masuk SD ke SMP, sedangkan masuk SMA menjadi wewenang provinsi. Artinya dengan adanya penerapan ini pola kembali ke dalam rayon dan luar rayon yang beberapa waktu sebelumnya pernah diterapkan resmi dilakukan.

Dengan kata lain sekolah yang selama ini favorit juga harus 80 persen menerima siswa yang ada di dalam rayon atau zonanya.

Terkait sistem penerimaan dari luar rayon bergantung pada kesepakatan dan keputusan sekolah tersebut. "Ini dilakukan untuk pemerataan prestasi sekolah dan siswa juga," kata dia.

Selama ini, kata Danti, siswa berlomba mengejar sekolah favorit akibatnya siswa berpotensial secara akademik terpaku pada satu sekolah tertentu.

Dampaknya terjadi kesenjangan yang besar antara sekolah favorit dan tidak, sehingga dalam lomba atau kejuaraan, sekolah tertentu terus mendominasi.

Inilah yang akan coba dihilangkan secara bertahap, bahwa semua sekolah memiliki siswa dan prestasi yang sama.

Dengan adanya SMP dan SD di sebelas kecamatan, diharapkan pemerataan prestasi dapat berjalan baik.

"Selain kembali melakukan zonasi, kami juga akan membatasi jumlah bangku satu kelas hanya 20 orang," ujar dia.

Ini juga dilakukan untuk pemerataan sekolah yang di Padang jumlahnya mencapai ratusan baik swasta dan negeri.

Selain belajar menjadi lebih efektif, ini juga guna menghindari sekolah kekurangan siswa khususnya di swasta.

Sekaligus juga menghindari praktik tidak terpuji seperti kasus membeli bangku.

Menanggapi hal tersebut salah satu kader PKK di Kuranji yang juga orang tua siswa Rozawati Hasan mengatakan bila sistem kembali ke dalam dan luar rayon akan menguntungkan secara ekonomi.

Dengan begitu kata dia ongkos atau dana orang tua untuk siswa menjadi lebih ringan.

Hal ini juga guna meyakinkan siswa untuk bersekolah di dekat domisili yang statusnya berkualitas sama dengan sekolah lainnya. (*)