Upaya Pertamina Selamatkan Lingkungan di Wilayah Pesisir

id mangrove

Upaya Pertamina Selamatkan Lingkungan di Wilayah Pesisir

Sejumlah pengunjung sedang menelusuri tracking mangrove yang terletak di Kecamatan Pariaman Utara. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pariaman mengusulkan tracking mangrove atau jalur penelusuran hutan bakau yang berada di daerah itu perlu adanya pembatasan jumlah pengunjung. (ist)

Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Lingkungan hidup merupakan komponen yang wajib dijaga dan dilestarikan oleh umat manusia untuk keberlangsungan kehidupan.

Sebagai contoh kawasan hutan bakau yang terletak di Kota Pariaman, Sumatera Barat yang wajib dijaga dan dilestarikan agar tumbuhan sebagai penahan air tersebut mampu menjaga keseimbangan alam di sekitarnya.

Salah satu instansi yang peduli dengan keselamatan lingkungan hidup yaitu PT Pertamina Marketing Operation Region (MOR) I Depot Pengisian Pesawat Udara Minangkabau yang telah menggelontorkan biaya hingga Rp350 juta untuk upaya penyelamatan kawasan hutan bakau di Desa Ampalu Kecamatan Pariaman Utara tersebut.

Bentuk kepedulian PT Pertamina DPPU Minangkabau dalam menyelamatkan lingkungan hidup tersebut, merupakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang diberikan langsung kepada pemerintah daerah melalui komunitas pecinta alam Tabuik Diving Club (TDC).

Dana kepedulian pihak pertamina tersebut digunakan oleh pemerintah Kota Pariaman dan komunitas TDC untuk membangun jalur penelusuran atau tracking mangrove sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter di areal seluas 10 hektare.

Tidak hanya pembangunan jalur penelusuran, bantuan CSR tersebut juga dimanfaatkan komunitas TDC untuk membeli 10.000 bibit mangrove jenis Rhizophora yang didatangkan dari daerah Bengkalis Provinsi Riau untuk kembali ditanam di kawasan hutan bakau tersebut.

Operation Head DPPU Minangkabau, Ridwan, mengatakan bantuan CSR tersebut akan terus dilakukan secara berlanjut kepada pemerintah maupun kelompok tertentu yang selaras dalam menyelamatkan lingkungan hidup serta sesuai dengan program DPPU Minangkabau.

Pembangunan jalur penelusuran hutan bakau tersebut katanya, akan dilaporkan ke tingkat pimpinan di Kota Medan, Sumatera Utara terkait sejumlah bantuan CSR yang telah disalurkan.

Kemudian dampak nyata dari pembangunan tracking mangrove ke DPPU Minangkabau sendiri yaitu untuk menunjang dan meraih program proper hijau mengenai keanekaragaman hayati.

"Bantuan CSR Pertamina merupakan bentuk kepedulian perusahaan dalam membantu menyelamatkan lingkungan hidup terutama di daerah pesisir," katanya.

Wali Kota Pariaman, Mukhlis Rahman mengatakan pembangunan jalur penelusuran hutan bakau tersebut merupakan upaya nyata dalam menyelamatkan lingkungan hidup terutama tanaman bakau dan seluruh habitat yang ada di sekitarnya.

Pembangunan atau penyelamatan lingkungan hidup tidak harus selalu datang dari pemerintah, namun semua pihak baik swasta, masyarakat dan perusahaan juga memiliki andil dan kontribusi dalam hal tersebut.

Tracking mangrove yang telah dibangun oleh pihak Pertamina bersama pemerintah Kota Pariaman dan komunitas TDC tersebut sangat berguna bagi kemajuan sektor pariwisata dan dunia pendidikan.

Di sektor pariwisata, tracking mangrove tersebut menjadi destinasi wisata terbaru dan pertama di Sumatera Barat. Sedangkan di sisi dunia pendidikan keberadaannya mendukung aspek penelitian bagi kalangan pelajar.

"Keberadaan hutan bakau yang dilengkapi jalur penelusuran ini dapat menjadi penopang paru-paru oksigen makhluk hidup yang ada di sekitar kawasan lingkungan tersebut," ujar dia.

Selain peduli terhadap ekosistem yang ada di kawasan hutan bakau, pihak Pertamina DPPU Minangkabau juga melakukan upaya penyelamatan terumbu karang. Bentuk penyelamatan yang dilakukan yaitu dengan membangun taman terumbu karang di wilayah perairan Kota Pariaman pada September 2017.

Tujuan pembuatan taman terumbu karang tersebut yaitu upaya pelestarian ekosistem laut, khusus di wilayah Pesisir Pantai Barat. Terumbu karang memiliki peran dan fungsi penting terhadap kesuburan perairan laut termasuk melindungi organisme biota laut.

Sehingga keberadaan taman terumbu karang di perairan laut Kota Pariaman diharapkan mampu menyelamatkan ekosistem dan habitat laut yang ada di provinsi tersebut.

Hal tersebut juga didukung dengan pelepasan 5.000 tukik atau anak penyu ke laut lepas sehingga diharapkan keberadaan terumbu karang dapat menjaga keberlangsungan hidup penyu di perairan tersebut.

Untuk membangun taman terumbu karang tersebut, pihak Pertamina DPPU Minangkabau menggelontorkan biaya CSR sebesar Rp200 juta kepada Komunitas TDC sebagai penggerak penyelamat lingkungan hidup di daerah itu.

Pembangunan taman terumbu karang tersebut nantinya bermanfaat untuk kemajuan sektor pariwisata minat khusus seperti menyelam dan melihat keindahan alam bawah laut di perairan tersebut. Sedangkan di sisi ekonomi, dampak langsung dari taman terumbu karang yaitu menjadi rumah ikan.

Pada lokasi tersebut komunitas TDC juga melakukan penanaman sebanyak 1.500 bibit terumbu karang untuk mendukung pembangunan taman terumbu karang. Ribuan bibit terumbu karang tersebut ditanam di dasar laut dengan kedalaman tujuh meter berbentuk terowongan.

Sementara itu salah seorang pegiat lingkungan hidup di daerah itu Citrha Aditur Bahri mengapresiasi bentuk kepedulian yang telah dilakukan pihak pertamina dalam membantu menyelamatkan lingkungan di kawasan Pesisir Pantai Barat.

Khusus pembangunan jalur penelusuran hutan bakau, pihaknya berpendapat hal itu sangat membantu kelangsungan hidup berbagai habitat hewan yang ada di kawasan tersebut.

Menurutnya kawasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Pariaman sebagai kawasan esensial tanaman bakau, harus dijaga kelestariannya untuk keseimbangan lingkungan hidup. Keberadaan pohon bakau jenis Rhizophora sebagai penyangga habitat utama berbagai jenis hewan seperti ikan, kepiting bakau, biawak dan lain sebagainya.