BI: ekspor Sumbar perlu diversifikasi produk utama minyak kelapa sawit dan karet

id Endy Dwi Tjahjono

BI: ekspor Sumbar perlu diversifikasi produk utama minyak kelapa sawit dan karet

Kepala BI Perwakilan Sumbar, Endy Dwi Tjahjono. (Antara Sumbar/Ikhwan Wahyudi)

Hingga saat ini, CPO dan karet masih menjadi komoditas unggulan ekspor Sumbar dengan pangsa 73 persen dan 12 persen
Padang, (Antaranews Sumbar) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat menilai pelu dilakukan diversifikasi produk terhadap dua komoditas utama ekspor di provinsi itu yaitu minyak kelapa sawit dan karet sehingga memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

"Pada 2017 ekonomi Sumbar tumbuh 5,29 persen atau sedikit naik dibandingkan 2016 yang hanya 5,27 persen dengan ekspor sebagai penopang utama, ke depan perlu dilakukan perluasan produk agar kinerja ekspor kian meningkat," kata Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar Endy Dwi Tjahjono di Padang, Sabtu dalam Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Sumbar.

Ia menyebutkan secara kumulatif ekspor Sumatera Barat 2017 mencapai 1,9 juta dolar Amerika Serikat atau naik sebesar 32,06 persen dibandingkan 2016, sedangkan impor Sumatera Barat selama 2017 mencapai 80,35 juta dolar AS atau naik sebesar 12,27 persen dari 2016.

"Artinya neraca perdagangan Sumatera Barat mengalami surplus senilai 1821,96 juta dolar AS pada 2017," kata dia.

Ia menilai momentum yang baik ini diharapkan dapat dipertahankan dan ditingkatkan melalui diversifikasi komoditas ekspor Sumatera Barat.

"Hingga saat ini, CPO dan karet masih menjadi komoditas unggulan ekspor Sumbar dengan pangsa 73 persen dan 12 persen," katanya.

Menurutnya kedua komoditas utama ekspor Sumbar tersebut dinilai amat tergantung terhadap kondisi pasar, seperti faktor permintaan negara konsumen dan harga komoditas dunia.

Ke depan, pemprov Sumbar diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi dan diversifikasi produk ekspor, sehingga komoditas unggulan menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi, ujarnya.

Ia menyarankan langkah-langkah tersebut dapat dimanifestasikan melalui hilirisasi produk dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada ekspor produk mentah, sehingga kinerja ekspor tidak terlalu dipengaruhi oleh pelemahan pasar.

Selain itu, Pemprov Sumbar juga didorong untuk meningkatkan pangsa komoditas ekspor lainnya, seperti kerajinan ataupun komoditas lokal unggulan lainnya.

Sementara Kamar Dagang Industri (Kadin) Sumatera Barat mengusulkan pembentukan tim terpadu peningkatan ekspor terdiri atas berbagai pemangku kepentingan untuk membuat kajian khusus agar ekspor daerah itu terus berkembang.

"Saya termasuk yakin dan percaya salah satu upaya meningkatkan perekonomian Sumbar adalah dengan meningkatkan ekspor untuk itu perlu dibuat tim khusus untuk menanganinya," kata Ketua Kadin Sumbar Ramal Saleh.

Menurutnya tim tersebut terdiri atas pemerintah, dunia usaha untuk membuat konsep besar ekspor Sumbar empat hingga lima tahun ke depan.

Jadi kalau sekarang ekspor Sumbar masih 1,9 miliar dolar Amerika Serikat lima tahun lagi naik menjadi 5 miliar dolar AS, kata dia.

Menurutnya untuk bisa mewujudkan target tersebut tim membangun sinergi dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan ekspor.

" Saat ini komoditas utama ekspor Sumbar baru dua yaitu karet dan minyak sawit, padahal ada komoditas lain yang juga potensial seperti gambir, pinang, kayu manis," katanya. (*)