Tiga personel Polres Solok terluka saat amankan unjuk rasa

id Unjuk Rasa

Tiga personel Polres Solok terluka saat amankan unjuk rasa

Bupati Solok, Gusmal melihat anggota polres yang cedera di RSUD Arosuka, Rabu. (ANTARA SUMBAR/Tria Asmaini)

Arosuka, (Antaranews Sumbar) - Sebanyak tiga personel Kepolisian Resor (Polres) Solok, Sumatera Barat mengalami luka saat mengamankan massa yang menolak proyek geothermal atau tenaga panas bumi di Batu Bajanjang, Rabu.

Aksi penolakan terhadap rencana pembangunan proyek energi listrik tenaga uap (geothermal) di kawasan pinggang Gunung Talang, Kabupaten Solok terus berlanjut.

Meski sempat vakum beberapa waktu pasca insiden pembakaran mobil perusahaan, namun tidak mengurungkan semangat warga untuk menghentikan rencana investasi energi terbarukan yang akan dikerjakan oleh PT Hitay Daya Energi.

Penolakan yang dilakukan ratusan massa selingkar Gunung Talang kembali menghadang tim survei perusahaan geothermal, aksi damai yang digelar warga di Nagari Batubajanjang, ditingkahi dengan tindakan anarkis.

Kapolres Arosuka, AKBP Ferry Irawan di Arosuka, Rabu mengatakan warga yang sebelumnya menghadang dengan mengusung sejumlah pamlet dan teriakan penolakan, tiba-tiba memantik kisruh karena terjadi lemparan batu dan kayu ke arah petugas.

Akibatnya, sebanyak tiga orang anggota polisi dari Polres Solok yang ikut mengawal tim survei ke lokasi, mengalami luka-luka dan harus dilarikan ke RSUD Arosuka untuk mendapatkan perawatan intensif.

Petugas yang mengalami cedera adalah Bripda Iksanul fajri, luka robek pada bagian kepala dan harus mendapatkan beberapa jahitan, Briptu Aswandi Priatama dan Brigadir Yudi Eka Mulia.

Mereka bahkan tidak hanya sekedar menolak proyek geothermal, tetapi juga menuntut menghentikan proses hukum terhadap oknum masyarakat yang ditahan karena diduga ikut melakukan aksi pembakaran mobil rombongan PT Hitay Daya Energi pada aksi sebelumnya.

Kehadiran tim survei perusahaan yang didampingi sejumlah kepala OPD Pemkab Solok hari ini membuat suasana Batubajanjang kembali menjadi rusuh.

Ratusan warga menghadang kedatangan tim survei PT Hitay bersama puluhan anggota Polres Solok dan Satpol PP untuk melakukan pengamanan.

Upaya penghadangan warga menimbulkan kericuhan. Proses negosiasi dan sosialisasi yang dilakukan aparat Pemkab Solok tidak berjalan mulus.

Ia mengatakan komunikasi yang tidak seimbang tidak seimbang, warga semakin terpancing ketika tiba-tiba terjadi lemparan batu ke arah petugas polisi.

Batu yang dilemparkan dari berbagai arah berterbangan kearah petugas, hingga mengakibatkan tiga anggota Polres Solok dibawa ke rumah sakit.

Menghindari keributan tidak semakin melebar, Kapolres Solok segera memerintahkan tim Survei mengurungkan kegiatannya dengan menarik seluruh anggota tim kembali ke Arosuka.

"Massa datang sangat banyak, umumnya ibu-ibu. Jadi kita tidak tahu siapa yang melempar batu," ujarnya.

Namun ia menyayangkan masyarakat sampai terprovokasi dan berbuat diluar batas. Padahal sebelum tim survei turun, kata dia, sudah ada kesepakatan Muspida dengan pemuka masyarakat dan lembaga nagari di kantor bupati Solok.

"Kita sudah melaksanakan sosialisasi dan rapat dengar pendapat dengan pemuka masyarakat dan utusan perwakilan masyaraka. Kita tidak mengira saja ini terjadi," katanya.

Sementara itu, Bupati Solok Gusmal menyusul ke rumah sakit membesuk petugas yang terbaring di Instalasi Gawat Darurat.

Ia menegaskan proyek geothermal adalah investasi yang perlu dikembangkan. Ia optimistis pembangunan geothermal tidak menimbulkan dampak terhadap lingkungan.

Ia memastikan pelaksanaan proyek panas bumi dilakukan di daerah itu.

"Kita akan tetap mengupayakan pendekatan persuasif dan memberikan pemahaman kepada warga agar proyek geothermal berkembang di Solok. Terhadap petugas yang cidera, diobati dulu. Kita akan berjuang untuk kemaslahatan dan pembangunan Kabupaten Solok," ujarnya. (*)