Pasaman Barat tingkatkan produksi daging melalui UPSUS SIWAB

id Produksi Daging

Pasaman Barat tingkatkan produksi daging melalui UPSUS SIWAB

Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Pasaman Barat, Memizesmita (tengah) saat sosialisasi program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAP) pada peternak sapi. (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) terus berupaya meningkatkan produksi daging dengan melaksanakan program nasional peningkatan populasi ternak sapi melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (UPSUS SIWAB).

"Benar, Pasaman Barat didukung dengan potensi untuk pengembangan sapi. Apalagi Pasaman Barat merupakan salah satu wilayah sumber bibit sapi bali di Indonesia," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan Pasaman Barat, Memizesmita di Simpang Empat, Selasa.

Ia mengatakan terget jangka panjangnya adalah Pasaman Barat menuju swasembada daging nasional pada 2026 mendatang.

"Pada 2015 lalu Pasaman Barat menjadi Sentra Peternakan Rakyat (SPR) satu dari dua kabupaten/kota yang ada di Sumbar dan satu dari 50 SPR yang ada di Indonesia," ujarnya.

Menurutnya UPSUS SIWAB merupakan gerakan nasional sebagai kelanjutan kegiatan tahun ketahun untuk mendorong pertumbuhan kelahiran sapi potong di Indonesia sesuai dengan Permentan Nomor 48/Permentan/PK. 210/10/2016.

Apalagi Pasaman Barat memiliki potensi pengembangan peternakan ruminansia besar (sapi potong) dengan populasi sekitar 17.587 ekor dengan 12.880 ekor diantaranya adalah sapi betina.

Untuk itu pihaknya terus berupaya meningkatkan percepatan peningkatan populasi ternak secara terintegrasi dan terpadu melalui kegiatan Indentifikasi Status Reproduksi Ternak (ISRA), Imseminasi Buatan (IB), Pelayanan Pemeriksaan Kebuntingan (PPK) dan Penanggulangan Gangguan Repreduksi serta sinkronisasi birahi.

"Pada 2018 ini kita terus berupaya memberikan kontribusi terbaik untuk masyarakat Pasaman Barat khususnya petani/peternak," katanya.

Ia menyebutkan kegiatan UPSUS SIWAB sampai triwulan pada 2017 lalu telah diidentifikasi sebanyak 4.869 ekor ternak sapi betina.

Pihaknya juga melakukan pemeriksaan kebuntingan dan melakukan kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi.

"Sampai saat ini angka kelahiran ternak sapi pada sebanyak 1.107 ekor. Pelayanan sinkronisasi birahi sebagai upaya penyerentak birahi pada betina produktif cukup membantu peningkatan pepulasi sapi bunting sehingga kelahiran anak sapi serentak pada sembilan bulan kedepan akan terwujud," katanya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan kegiatan penanaman hijauan pakan ternak (HPT) serta penguatan pakan konsentrat maka ternak sapi potong yang mengalami gangguan reproduksi dapat diatasi sehingga peluang kebuntingan akan meningkat.

Untuk penanaman HPT sebanyak 150.000 stek rumput unggul dan 1.500 batang pohon indigovera. Sedangkan penguatan pakan konsentrat diberikan kepada 50 ekor sapi betina yang mengalami gangguan reproduksi yang berada peda pelayanan UPSUS SIWAB.

Pihaknya juga bekerja sama dengan PT Jasindo yang menyediakan Jasa Asuransi Ternak Sapi (AUTS) bagi sapi betina produkrif yang sehat, berumur satu tahun lebih dan telah diidentifikasi sebagai peserta AUTS.

Ia menilai subsidi terhadap asuransi merupakan wujud kepedulian pemerintah terhadap peternak dengan memberikan subsidi pembayaran asuransi ternak dimana mereka hanya mengeluarkan Rp40.000 per ekor dengan pertanggungan Rp10 juta bila terjadi kematian karena penyakit, kecelakaan dan saat melahirkan serta kehilangan bukan karena kelalaian.

Ia menambahkan progran UPSUS SIWAB merupakan agenda terpadu dan terintegrasi dari berbagai stakeholder yang merupakan program nasional dari Kemenpan RI, bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar, Balai Veteriner Regional II Bukitinggi dan Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Makanan Ternak Padang Mangatas.

Selain itu jajaran Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan termasuk UPT BP Kecamatan dan UPT Puskeswan se-Pasaman Barat yang merupakan ujung tombak kegiatan peternakan di tengah masyarakat.

"Apalagi program dari DTPHP Pasaman Barat juga didukung penuh pimpinan sehingga target yang diharapkan bisa tercapai," ujarnya.