Tantangan istana presiden untuk Badan Restorasi Gambut

id Istana Presiden

Tantangan istana presiden untuk Badan Restorasi Gambut

Istana Merdeka. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)

Bapak Presiden meminta yang disajikan semuanya hasil produksi dari lahan gambut
Selat Panjang, Riau, (Antaranews Sumbar) - Badan Restorasi Gambut dapat tantangan istana presiden untuk bisa menyajikan hidangan olahan yang khas dari lahan gambut setelah mulai dijalankan revitalisasi ekonomi bagi masyarakat di tempat tersebut.

"Kami ditantang pihak istana untuk perayaan 17 Agustus 2018. Bapak Presiden meminta yang disajikan semuanya hasil produksi dari lahan gambut," kata Kepala BRG Nazir Foead saat melakukan kunjungan lapangan ke Desa Lukun, Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, Riau, Kamis.

Saat ini, BRG sedang mengupayakan untuk bisa memenuhi permintaan tersebut. Beberapa contoh hasil pertanian dan hutan nonkayu yang dihasilkan dari hutan dan lahan gambut, seperti kopi, madu, dan sagu.

Ia berharap bersama masyarakat bisa memenuhi permintaan Istana Presiden untuk memproduksi makanan dan minuman olahan dari produk pertanian yang selama ini sudah dikembangkan di lahan gambut, untuk bisa disajikan pada perayaan Hari Kemerdekaan 17 Agustus 2018.

Beragam

Produk pertanian dan perkebunan, hingga perikanan dan peternakan yang dikembangkan masyarakat di lahan gambut cukup beragam, seperti kopi, nanas, semangka, kelapa, tanaman empon-empon, padi, buah naga, sagu, ikan air tawar hasil budi daya, sapi, hingga kerbau.

Sebelumnya, Ketua Persatuan Tani Nagara Lamsun yang tinggal di Desa Banua Hanyar mengembangan semangka Nagara di Desa Samuda, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, bersama petani-petani semangka lain di desanya yang tersisa.

Dari lahan gambut yang tersisa dan telah dikelilingi perkebunan sawit di Desa Samuda tersebut, Lamsun menghasilkan semangka-semangka Nagara yang terkenal manis dan berukuran besar.

Produk perkebunan yang dijual di kisaran harga terendah Rp600 per kilogram (kg) dan tertinggi mencapai Rp5.000 per kg itu, biasanya dijual ke Banjar dan menyeberang ke provinsi tetangga Kalimantan Tengah bahkan hingga Singapura.

Ketua Lembaga Pengelolaan Hutan Desa Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Amran mengatakan warga desanya membudidayakan sagu secara turun temurun dengan tetap menjaga kearifan lokal.

Pohon sagu dari tempatnya diolah menjadi berbagai produk makanan, seperti mi sagu dan kue sagu serta mudah ditemui di Kepulauan Meranti.

Dia mengatakan tidak semua warga desa menanam sagu, namun sebagian besar sudah mengembangkannya sejak beberapa generasi sebelumnya.

Kopi Liberika menjadi salah satu produk perkebunan dari lahan gambut yang sudah dikenal luas hingga mancanegara.

Meski di dalam negeri permintaannya belum menyaingi kopi-kopi arabika dan robusta, penjualan kopi yang dikembangkan di Jambi, Riau, Kalimantan Tengah itu ada yang sudah mencapai Malaysia.