Tips mewujudkan keluarga harmonis

id keluarga

Tips mewujudkan keluarga harmonis

Bina Keluarga Balita (BKB). (Antara)

Bayangkan keluarga seperti apa yang akan terbangun jika sejak awal konsep pernikahannya seperti itu,
Bandung, (Antaranews Sumbar) - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Netty Prasetiyani membagi beberapa tips untuk terwujudnya keluarga harmonis.

Tips itu dibagikan saat ia menghadiri Rapat Koordinasi Program Motivator Ketahanan Keluarga (Motekar) 2018.

"Salah satu langkah awal mewujudkan keharmonisan keluarga yang memiliki imunitas, hendaknya pasangan suami istri (pasutri) merenungkan tiga pertanyaan ini. Pertama, 'mengapa saya menikah?'," katanya dalam siaran persnya di Bandung, Selasa.

Ia menambahkan dari pertanyaan tersebut sebagian akan menjawab 'untuk menjalankan sunnah Rasul, sebagai bentuk ibadah', 'untuk mendapatkan keturunan', dan sebagainya.

Namun kata Netty masih banyak pasutri yang menjawab 'tidak punya pilihan lain, karena terdesak usia', 'karena sudah hamil di luar nikah' bahkan 'karena orangtua memiliki hutang'.

"Bayangkan keluarga seperti apa yang akan terbangun jika sejak awal konsep pernikahannya seperti itu," kata dia.

Pertanyaan kedua ialah 'mengapa saya memilih dia sebagai pasangan hidup?' dan survei langsung Netty pada peserta rakor tersebut menyebutkan, sebagian besar pasutri menjawab 'karena dia cantik/tampan'.

Menurut dia faktor fisik masih mendominasi keputusan seseorang untuk memilih pasangan, sehingga secara psikis mereka belum sepenuhnya mencintai dan bahkan pada beberapa kasus terdapat faktor paksaan, seperti perjodohan keluarga, dan sebagainya.

"Yang terpenting adalah kemampuan untuk mencintai tanpa batas. Kalau milihnya karena dia good looking, nanti kalau sudah ada kemajuan dan pelebaran (perubahan fisik) gimana?" ujarnya.

Pertanyaan yang terakhir, pertanyaan yang harus diajukan pada tiap pasutri yakni `bagaimana saya menyampaikan rasa cinta saya pada pasangan?.

Seringkali, kata Netty, pasangan malah saling mengandalkan satu sama lain untuk menyatakan terlebih dahulu dan rasa enggan untuk mengungkapkan rasa sayang terlebih dahulu akan menciptakan jarak, bahkan boleh jadi mengundang kesalahpahaman yang berlanjut-lanjut.

"Jangan saling menunggu. Mengungkapkan sayang duluan bisa memberikan kesan terbuka pada pasangan, dan menjadikan komunikasi lebih lancar. Tidak akan ada kesalahpahaman, jadi tidak akan ada piring terbang dirumah," lanjutnya.

Menurut Netty, merupakan tugas Motekar untuk mensosialisasikan konsep keluarga harmonis tersebut.

Selain itu, Motekar juga harus menjadi teladan dan memberikan contoh bentuk keluarga ideal pada masyarakat.

Oleh karenanya, Netty sarankan agar Motekar yang diasah adalah anggota masyarakat terpilih yang sudah menikah dan memiliki anak, sehingga bisa memposisikan dirinya pada keluarga yang bermasalah di tengah masyarakat.

Rasa empati juga menjadi poin penting yang wajib dimiliki setiap Motekar dan rasa empati tersebut, menurut Netty, lebih mudah ditemukan pada individu yang sudah berkeluarga.

"Bagaimana Motekar bisa paham masalah di rumah tangga jika dirinya sendiri belum merasakan kehidupan menikah dan punya anak," kata Netty.(*)