Begini cara laskar pemuda peduli lingkungan dalam melestarikan penyu di Pesisir Selatan

id lestarikan penyu

Begini cara laskar pemuda peduli lingkungan dalam melestarikan penyu di Pesisir Selatan

 Lokasi penangkaran penyu Laskar Pemuda Peduli Lingkungan. (ANTARA SUMBAR / Didi Someldi Putra)

Mencari telur penyu lantas mengonsumsi baik sendiri ataupun dengan menjualnya masih dilakoni sebagian masyarakat, padahal penyu merupakan satwa dilindungi
Painan, (Antaranews Sumbar) - Laskar Pemuda Peduli Lingkungan Amping Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengajak masyarakat melestarikan penyu dengan tidak mengonsumsi telurnya.

"Mencari telur penyu lantas mengonsumsi baik sendiri ataupun dengan menjualnya masih dilakoni sebagian masyarakat, padahal penyu merupakan satwa dilindungi," kata anggota Laskar Pemuda Peduli Lingkungan, Sepriadi di Painan, Senin.

Selain itu sebutnya, mengonsumsi telur penyu juga berdampak buruk terhadap kesehatan karena kandungan kolesterolnya yang tinggi sehingga berpotensi meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.

Namun karena kebiasaan serta didukung oleh cerita yang berkembang bahwa mengonsumsi telur penyu berdampak baik terhadap kesehatan akhirnya kegiatan itu berlangsung hingga saat ini.

Bahkan di lokasi penetasan telur penyu milik Laskar Pemuda Peduli Lingkungan pencurian telur penyu juga kerap terjadi dengan tujuan agar si pencuri bisa mengonsumsi ataupun menjualnya, padahal lokasi merupakan tempat penangkaran bukan untuk bisnis atau kepentingan lain.

"Tahun lalu sekitar empat sampai lima kali telur-telur di penangkaran Laskar Pemuda Peduli Lingkungan dicuri, dan untuk menyiasatinya kami tidak lagi memasang identitas pada lokasi pengeraman seperti tanggal dan bulan pengeraman dimulai," ujarnya.

Hal tersebut dimaksudkan agar pencuri tidak mengetahui kondisi telur di pengeraman apakah masih baru atau sudah lama.

"Biasanya yang dicuri merupakan telur yang baru, namun jika pengeraman sudah satu minggu lebih maka tidak akan dicuri karena sudah muncul bakalan dari tukik atau anak penyu," jelasnya.

Pada pelbagai kesempatan pihaknya terus mengampanyekan ke masyarakat agar bersama-sama menjaga penyu sehingga keberadaannya tetap lestari untuk masa yang akan datang.

Sebelumnya, Peneliti penyu dari Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Sumatera Barat, Dr Harfiandi Damanhuri memperkirakan populasi penyu dewasa di perairan setempat lebih kurang mencapai 30.000 ekor.

Populasi tersebut, ujarnya menunjukkan indikator kenaikan jika dibandingkan tahun sebelumnya, hal itu terlihat dari jumlah penyu yang merapat ke pantai, baik untuk bertelur maupun hanya sekadar singgah.

Sementara, populasi tukik atau anak penyu yang dilepas ke pantai oleh beberapa pusat konservasi seperti di Kota Pariaman, Padang, Kabupaten Pesisir Selatan dan Agam diperkirakan hampir mendekati 100 ribu ekor. (*)