Apkasi semangati para guru Pasaman Barat untuk terus meningkatkan kualitas

id guru pasaman barat

Apkasi semangati para guru Pasaman Barat untuk terus meningkatkan kualitas

Bupati Pasaman Barat, Syahiran bersama tim Apkasi bidang pendidikan, Himmatul Hasanah sepakat memperjuangkan para guru yang ada di Pasaman Barat. (Antara Sumbar/Altas Maulana)

Mari semangat dibalik berbagai terkendala yang ada. Disadari banyak persoalan sehingga mutu guru menjadi sulit untuk ditingkatkan
Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Tim Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) memberikan semangat kepada guru di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) untuk terus mengajar dan meningkatkan kualitas.

"Mari semangat dibalik berbagai terkendala yang ada. Disadari banyak persoalan sehingga mutu guru menjadi sulit untuk ditingkatkan," kata tim Apkasi bidang pendidikan, Himmatul Hasanah saat berkunjung ke Pasaman Barat, Rabu.

Menurutnya ada beberapa poin masalah guru di Indonesia saat ini. Gaji guru yang masih rendah berbanding terbalik dengan beban kerja yang semakin berat, sehingga mutu tidak bisa ditingkatkan.

Hal itu akan berimbas kepada akhlak peserta didik dikarenakan kesejahteraan guru tidak diperhatikan.

“Berbicara masalah guru tidak akan ada habis-habisnya. Ketika tenaga pengajar dituntut untuk melakukan interaksi aktif antara guru dan murid, namun masih saja terjadi kasus kriminalisasi pada guru. Ketika guru melakukan pengajaran kepada murid kadang malah guru yang diserang balik,” ujarnya.

Pihaknya dari Apkasi akan berjuang terus meningkatkan mutu guru di daerah atau kabupaten.

Kesejahteraan menjadi dasar yang harus diperjuangkan. Apalagi saat ini masih ada gaji guru yang dibayar Rp100 ribu atau Rp200 ribu perbulan.

Selanjutnya mendorong pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada guru kategori II untuk diangkat menjadi PNS. Menyederhanakan administarsi guru sehingga guru banyak memiliki waktu luang yang bisa digunakan untuk mengajar.

“Kita mengetahui saat ini administrasi guru cukup sulit, sehingga keefektipan, kecurangan bisa dihindari. Karena administrasi yang riber dan berbelit-belit akan menyita waktu guru,” sebutnya.

Selain itu, katanya masalah pengelolaan SMA/SMK yang sudah beralih kepada pemerintah provinsi juga menjadi perhatian dari Apkasi.

Dengan harapan pengelolaan sekolah tingkat atas tersebut dikembalikan kepada kabupaten, UPT sekolah diaktifkan dengan baik, pengelolaan dana BOS diserahkan sepenuhnya kepada sekolah.

Sementara itu, Bupati Pasaman Barat, Syahiran membenarkan apa yang disampaikan oleh tim dari Apkasi pusat.

Kenyataan yang harus dihadapi oleh pemerintah terkait dengan mutu guru saat ini memang rumit, dibalik kualitas pendidikan yang harus ditingkatkan. Berbanding terbalik dengan gaji guru yang masih rendah dan tidak layak.

“Apa yang disampaikan oleh Apkasi tadi merupakan penderitaan dan perasaan saya selama ini. Ketika dituntut untuk meningkatkan kualitas guru terkendala dengan gaji guru yang masih rendah. Malah ada guru yang mengajar dengan sukarela atau gaji dengan Rp200 ribu per bulan. Sebenarnya kita ingin sekali meningkatkan gaji guru, namun APBD kita yang masih kecil tidak bisa kita lakukan itu,” jelasnya.

Ia menegaskan, Pemkab Pasaman Barat bersama Apkasi akan terus mendorong pengangkatan guru honorer untuk menjadi PNS. Apalagi guru yang sudah mengabdi puluhan tahun, namun tidak bisa diangkat karena aturan yang menghalangi.

“Perjuangan kita saat ini yang akan kita lanjutkan adalah pengangkatan guru honorer K II untuk menjadi PNS. Pengangkatan PNS ini tidak bisa oleh bupati, harus pemerintah pusat,” tegasnya. (*)