Solok Selatan alokasikan Rp5,7 miliar perbaiki objek wisata Saribu Rumah Gadang

id Yance Bastian

Solok Selatan alokasikan Rp5,7 miliar perbaiki objek wisata Saribu Rumah Gadang

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan, Yance Bastian. (Antara Sumbar/Erik IA)

Dalam kawasan saribu rumah gadang ada 32 unit rumah gadang yang dihibahkan warga untuk direvitalisasi, dan sesuai kesepakatan dengan Kemenpupera pemerintah daerah akan menanggung perbaikan yang tergolong rusak ringan dan sedang
Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat mengalokasikan dana Rp5,7 miliar untuk perbaikan rumah gadang rusak ringan di dalam kawasan objek wisata Saribu Rumah Gadang daerah setempat.

"Dalam kawasan saribu rumah gadang ada 32 unit rumah gadang yang dihibahkan warga untuk direvitalisasi, dan sesuai kesepakatan dengan Kemenpupera pemerintah daerah akan menanggung perbaikan yang tergolong rusak ringan dan sedang," kata Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Kawasan Permukiman dan Pertanahan, Yance Bastian di Padang Aro, Selasa.

Dia menjelaskan dana Rp5,7 miliar itu awalnya dialokadikan untuk pembangunan menara pandang, tetapi setelah terjadi perubahan kesepakatan dengan Kemepupera maka dialihkan untuk perbaikan rumah gadang yang rusak sedang dan ringan.

Sedangkan rumah gadang yang rusak berat biaya perbaikannya ditanggung oleh pihak kementerian sekaligus dengan penataan kawasan.

"Pembangunan menara pandang sudah masuk ke dalam penataan kawasan, sehingga dananya digeser untuk perbaikan rumah gadang rusak ringan dan sedang," ujarnya.

Perbaikan rumah gadang ini akan dilaksanakan secara swakelola dengan melibatkan tim dari cagar budaya.

Prinsip restorasi adalah mengembalikan ke aslinya sehingga dalam perbaikan melibatkan tim ahli dari cagar budaya.

Dalam perbaikan ini terdapat tim pengelola, perencana, pelaksana dan yang melibatkan pengawas dari TP4D yang terdiri dari kejaksaan dan inspektorat.

"Pengawasan dan perencanaan melibatkan tim cagar budaya karena renovasi situs cagar budaya tidak bisa sembarangan," katanya.

Umtuk membangun rumah gadang tidak menggunakan paku tetapi pasak serta ada kayu yang tidak boleh disambung sehingga butuh tenaga ahli.

Dia menambahkan tim perencana dari Kemenpupera memprediksi biaya perbaikan rumah gadang rusak sedang mencapai Rp400 hingga Rp500 juta, dan rusak ringan Rp200 juta.

"Yang membuat biaya mahal adalah mencari bahan yang sesuai dengan aslinya seperti kayu," ujarnya. (*)