Jalan lintas Sumatera banyak rusak, pengendara perlu hati-hati

id Jalan rusak,Lintas sumatra

Jalan lintas Sumatera banyak rusak, pengendara perlu hati-hati

Jalan rusak. (Ilustrasi/Antara)

Bandarlampung, (Antaranews Sumbar) - Ruas jalan lintas Sumatera tepatnya di rute Rajabasa-Panjang Bandarlampung makin rusak karena berlubang tak segera ditambal, sehingga pengendara saat melintasi perlu hati-hati.

Kondisi jalan lintas Sumatera yang rusak, namun truk dan tronton bermuatan barang puluhan ton masih bebas melintasi jalan negara itu sehingga mempercepat kerusakan dan menghambat kelancaran lalu lintas.

Berdasarkan pantauan di sejumlah titik Jalinsum Bandarlampung, Sabtu, kerusakan seperti jalan berlubang terdapat di banyak tempat, seperti perempatan Sukarame, depan SPBU Kalibalok, dan kawasan Panjang.

Kondisi jalan makin rusak ketika hujan lebat mengguyur wilayah Lampung dalam dua minggu terakhir, sementara truk bermuatan besar tetap bebas melintasi jalan tersebut, terutama truk pengangkut hasil tambang dan minyak sawit menuju kawasan Panjang Bandarlampung.

Sehubungan dengan hal itu, beberapa pengguna jalan mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk menindak tegas dan membatasi tonase truk yang melintasi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) di wilayah Provinsi Lampung.

Pemerintah diminta memberikan sanksi lebih keras kepada pengemudi truk bermuatan lebih demi memperpanjang masa pakai jalan nasional tersebut, di antaranya dengan memberikan tilang serta denda besar kepada para pengemudi dan pemilik truk agar mereka tak lagi mengangkut muatan yang jauh di atas beban jalan.

"Selain itu, kelaikan truk barang juga harus diperhatikan cermat, dan pengemudi yang knalpot truknya mengeluarkan asap hitam pekat harus ditindak tegas karena membahayakan kesehatan penduduk yang tinggal di kawasan Jalinsum," kata Edy, salah satu penduduk Bandarlampung yang tinggal di kawasan Jalinsum.

Banyak truk, seperti truk engkel ganda (ban berjumlah 6), tronton (ban 10), trinton (ban 12), dan truk trailer (ban 14) melintasi Jalinsum di wilayah Lampung, khususnya ruas bypass Soekarno-Hatta Bandarlampung.

Batas berat maksimum kendaraan dan barang yang diizinkan diangkut bervariasi berkisar 12-20 ton, sedangkan truk yang melintasi diduga jauh melampaui jumlah berat yang diizinkan (JBI).

Berdasarkan pantauan, tonase truk yang melintas umumnya di atas 30 ton, dan selalu melaju sangat lambat. Truk yang mengeluarkan asap pekat umumnya yang berpelat nomor Lampung (BE).

Jalinsum ruas Rajabasa-Panjang di Kota Bandarlampung telah diperbaiki dan dilebarkan mulai Oktober 2012 hingga 2014.

Biaya pelebaran jalan itu berasal dari pinjaman Bank Dunia dan APBN sekitar Rp230 miliar. Namun, sebagian ruas Jalinsum pada by pass Soekarno-Hatta Bandarlampung sekarang mengalami kerusakan seperti berlubang.

Kerusakan Jalinsum juga terjadi di wilayah Lampung lainnya, seperti Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung, yang hancur akibat hujan yang turun sejak beberapa hari terakhir, yang berdampak terjadinya kemacetan arus kendaraan dari arah Bandarlampung menuju Bandarjaya Lampung Tengah dan kota-kota lain di Sumatera.

Badan jalan menjelang jembatan Tegineneng itu hancur akibat tergenang air dan menyebabkan munculnya lubang-lubang yang cukup dalam, sehingga kendaraan yang akan lewat melambat dan berhati-hati agar tidak terperosok.

Jalinsum Sumatera mulai dari Bandarjaya hingga Bandarlampung saat ini mengalami kerusakan di beberapa titik dengan adanya lubang-lubang besar dan dalam yang menyebabkan terjadinya antrean kendaraan.

Kerusakan juga terjadi di sejumlah ruas jalan lintas timur Sumatera wilayah Provinsi Lampung yang menghubungkan dengan wilayah Sumatera Selatan.

Sehubungan dengan hal itu, pemerintah didesak segera memperbaiki jalan rusak dan membatasi tonase truk di Jalinsum dengan mengoperasikan jembatan timbang serta melarang truk tak laik jalan untuk beroperasi. *