Sumbar kerja sama dengan tiga negara kelola sampah jadi pupuk organik

id kelola sampah

Sumbar kerja sama dengan tiga negara kelola sampah jadi pupuk organik

Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit bersama Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman meninjau dan menukarkan sampah di salah satu stand yang membeli sampah dari masyarakat untuk didaur ulang. (Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Sudah ada kerja sama dengan tiga negara tersebut, namun belum masuk tahap operasional
Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) bekerja sama dengan tiga negara yakni Jerman, Korea dan Selandia Baru akan mendaur ulang sampah menjadi pupuk organik serta biogas yang berguna bagi masyarakat di provinsi itu.

"Sudah ada kerja sama dengan tiga negara tersebut, namun belum masuk tahap operasional," kata Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit di sela memperingati Hari Peduli Sampah Nasional tingkat provinsi di Kota Pariaman, Jumat.

Ia mengatakan kerja sama pengolahan sampah menjadi pupuk organik dan biogas tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani di provinsi tersebut.

Sehingga, kata dia, ke depannya akan ada keluaran sampah berupa pupuk organik yang diproduksi untuk sektor pertanian atau biogas di daerah itu.

Ia mengatakan terdapat dua daerah untuk daur ulang sampah di Sumbar yang berpusat di Kota Padang serta daur ulang sampah terpadu di Kota Payakumbuh.

Terkait operasional, untuk Kota Padang akan menunggu adanya wali kota baru terlebih dahulu. Sedangkan Payakumbuh saat ini dalam tahap studi kelayakan dan diharapkan segera beroperasi secepatnya.

Untuk daerah lain, kata dia, pengelolaan sampah diserahkan penuh pada setiap pemerintah kabupaten dan kota serta disarankan untuk memiliki tempat pembuangan akhir sampah masing-masing.

"Ini diperlukan, sebab secara umum terdapat 1.400 ton sampah per hari di Sumbar," ujar dia.

Angka produksi sampah tertinggi ialah Kota Padang 500 ton dan Payakumbuh 300 ton per hari.

"Untuk daerah yang belum memiliki tempat pembuangan akhir sampah dapat mengajukan permintaan bantuan ke Kementerian Pekerjaan Umum," kata dia.

Sementara itu, Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengatakan sampah dominan di daerah itu khususnya kawasan wisata ialah sampah kelapa.

"Masih ada pedagang yang kesadarannya terhadap kebersihan rendah, namun kami terus melakukan pembinaan secara berkala," ujar dia.

Ia menambahkan membangun mental masyarakat, terutama pedagang untuk peduli sampah lebih sulit dari membangun infrastuktur di daerah itu.

"Kita telah lakukan pembinaan, tinggal tiap individu menumbuhkan rasa peduli mereka masing-masing dan menerapkannya," kata dia.

Pemerintah daerah secara tegas katanya, akan memberikan sanksi kepada para pedagang yang membandel apabila masih membuang sampah sembarangan terutama di objek wisata. (*)