Februari, Bukittinggi deflasi 0,22 persen

id Deflasi

Februari, Bukittinggi deflasi 0,22 persen

Bukittinggi, (Antaranews Sumbar) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat daerah itu deflasi 0,22 persen pada Februari 2018.

Kepala BPS Bukittinggi, Mukhlis di Bukittinggi, Kamis, mengatakan kelompok pengeluaran yang sangat berpengaruh terhadap deflasi yaitu kelompok bahan makanan meski kelompok pengeluaran lain mengalami kenaikan indeks.

Deflasi merupakan keadaan harga barang secara umum turun dan naiknya nilai uang sementara daya beli masyarakat turun.

Secara umum pada Februari 2018, kondisi harga berbagai komoditas terutama di kelompok bahan makanan menunjukkan penurunan harga.

Penurunan harga terbesar terjadi pada komoditas bawang merah, daging ayam ras, cabai merah, cabai hijau, kentang, buncis, tomat, beras, ikan dencis dan komoditas lainnya.

Pada Februari 2018, 27 dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi sementara 55 kota sisanya mengalami inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Medan dan terendah di Lubuk Linggau sementara inflasi tertinggi terjadi di Jayapura dan terendah di Palangkaraya.

Sebelumnya Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno meminta bupati dan wali kota di daerah itu lebih peduli terhadap inflasi.

"Ketika harga pangan tak menentu, kepala daerah harus lebih peduli dan mengatasi secara bersama-sama," kata Irwan.

Adanya pengendalian inflasi, menurutnya selain membuat masyarakat nyaman juga akan menciptakan iklim investasi yang kondusif karena harga-harga stabil sehingga pemilik modal bisa memperkirakan kapan uangnya kembali.