Air bersih langka di Sasak Pasaman Barat

id Sulit air bersih

Air bersih langka di Sasak Pasaman Barat

PADANG, 25/5 - Seorang warga, Eni, mengambil air dari sumur yang mulai mengering, di kawasan Bukit Lampu, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Sumbar, Jumat (25/5). Warga mengaku, sumur kering akibat kemarau sehingga air yang dapat ditimba perlu waktu satu jam untuk satu ember dengan kondisi air berwarna cokelat, kemudian air tersebut akan disaring untuk mandi dan mencuci karena sulit mendapatkan air bersih kecuali untuk minum dengan membeli air isi ulang. FOTO ANTARA SUMBAR/Iggoy el Fitra/12 ()

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Masyarakat Kampung Nelayan Sasak Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) kesulitan mendapatkan air bersih sejak satu Minggu terakhir, yang terakhir dipicu musim kemarau melanda daerah itu.

"Benar, musim kemarau membuat Kampung Nelayan Sasak kekeringan. Kita terpaksa menyaring air sumur mendapatkan air bersih untuk memasak dan air minum," kata salah seorang warga setempat, Rita (35) di Sasak, Sabtu.

Ia menyebutkan musim kemarau di Pasaman Barat khususnya terjadi di perumahan nelayan sehingga sulit mendapatkan air bersih.

Bahkan sejumlah sumur di sekitar rumah mereka kekeringan. Ada beberapa sumur yang masih berisikan air namun kondisinya sangat keruh.

Akibat kondisi tersebut masyarakat sekitar terpaksa menyaring air sumur menggunakan bak pasir dan alat seadanya untuk mendapatkan air bersih memenuhi kebutuhan memasak, mandi dan minum.

"Sejumlah masyarakat juga mencari air bersih ke kampung tetangga," ujarnya.

Pihaknya berharap pemerintah dan dinas terkait bisa bergerak cepat untuk menyediakan air bersih untuk mereka. Warga khawatir jika kondisi ini berlangsung lama maka akan menganggu kesehatan masyarakat sekitar akibat mengkonsumsi air kotor.

Selain itu warga juga meminta pemerintah mengaliri dengan air PDAM karena masyarakat sekitar mengaku kesulitan mendapatkan air dari sumur.

Sebab kawasan perumahan yang berada di daerah rawa membuat sumur mereka sering rusak akibat banjir/dan keruh saat musim kemarau datang.

Warga mengaku belum mendapatkan bantuan air bersih dari pihak manapun. Mereka terpaksa memanfaatkan air yang ada dengan cara melakukan penyaringan atau menjemput air ke kampung tetangga yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumah mereka.

"Mudah-mudahan kondisi ini cepat berlalu. Kami ingin memperoleh air bersih untuk kebutuhan makan dan memasak," harapnya. (*)