Rumah bagi korban gempa di Agam sudah jadi, penerangan tak ada

id rumah korban gempa 2009

Rumah bagi korban gempa di Agam sudah jadi, penerangan tak ada

Ketua Komisi IV Bidang Pendidikan dan Kesra DPRD Agam, Irfan Amran (kiri) dan dua orang penerima bantuan melihat kondisi jalan di Dama Gadang, Kecamatan Tanjungraya, Rabu (14/2). (ANTARA SUMBAR/Yusrizal)

Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Penerima bantuan rumah bagi korban gempa bumi 30 September 2009 di Dama Gadang, Kecamatan Tanjungraya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, berharap pemerintah dan pihak PT PLN di daerah itu agar mengalirkan listrik ke rumah mereka.

Salah seorang penerima bantuan rumah, Dendi Hendri Wijaya (40) di Lubukbasung, Rabu, mengatakan, saat ini pihak PT PLN setempat sudah memasang jaringan dan meteran ke seluruh rumah bantuan korban gempa bumi dengan jumlah 113 unit.

"Meteran ini sudah terpasang semenjak empat bulan lalu dan arus sudah masuk pada Januari 2018. Namun belum dialirkan ke rumah oleh pihak PT PLN, sehingga saya hanya mengunakan lampu teplok untuk penerangan," katanya.

Dengan kondisi itu, perwakilan penerima bantuan tersebut sudah mendatangi PT PLN Rayon Lubukbasung dan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD), untuk menanyakan kapan aliran listrik itu diaktifkan ke rumah mereka, karena aliran listrik itu satu paket dengan pembangunan rumah tersebut.

Namun dari keterangan pihak PT PLN Rayon Lubukbasung, mereka menunggu surat dari BPBD untuk menyambungkan aliran listrik tersebut.

Untuk itu, pihaknya berharap BPBD setempat segera mengeluarkan surat tersebut agar lampu ke rumahnya bisa nyala sehingga anak mereka tidak kesulitan untuk belajar.

"Ini yang saya harapkan, karena selama ini anak saya sulit untuk belajar," kata Dandi yang telah tinggal di rumah tersebut semenjak empat bulan yang lalu.

Ia menambahkan, saat ini sebanyak 17 unit rumah telah dihuni warga yang korban gempa bumi 30 September 2009 di Jorong Pandan, Galapuang, Mungko Jalan dan Batu Nangai.

Sebelumnya, ia menambahkan, sebanyak 24 unit rumah yang telah dihuni. Namun dengan penerangan belum ada, maka tujuh kembali ke rumah mereka.

Dari 12 unit rumah itu, satu unit rumah telah teraliri listrik empat hari lalu.

"Apabila listrik sudah masuk, maka 113 unit rumah itu akan dihuni warga," tegasnya.

Tempat terpisah, penerima bantuan rumah lainnya, Novi Endri (36), menambahkan, aliran listrik tersambung ke rumahnya setelah keluarga mengurus ke PT PLN Rayon Lubukbasung.

"Saya tidak mengetahui apa-apa saja syarat yang diminta sehingga listrik bisa nyala ke rumah," tambahnya.

Selain penyambungan aliran listrik, tambahnya, warga juga berharap pemerintah untuk membangun pelindung bangunan agar tidak terban, jalan, Mandi Cuci Kakus (MCK) di mushala dan fasilitas lainnya.

Ketua Komisi IV Bidang Pendidikan dan Kesra DPRD Agam, Irfan Amran berharap pemerintah setempat untuk menyambungkan aliran listrik secepat mungkin dan membangun fasilitas lainnya.

Selain itu, pihaknya juga berharap masyarakat untuk memanfaatkan rumah tersebut sebaik mungkin sesuai dengan tujuan dari pembangunan rumah itu.

"Manfaatkan fasilitas yang ada sesuai dengan tujuan," kata politisi PAN tersebut.

Kepala BPBD Agam, Muhammad Lutfi AR mengatakan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak PT PLN Rayon Lubukbasung untuk menyambungkan arus listri tersebut.

"Rencananya arus listrik akan disambungkan pada Kamis (15/2), karena Sertifikat Laik Operasi (SLO) sudah ada," katanya.

Untuk pelindung bangunan agar tidak terban, membangun Mandi Cuci Kakus (MCK) di mushala dan fasilitas lainnya akan diprogramkan kembali.

Ia menambahkan, pembangunan 113 unit rumah untuk korban gempa bumi 30 September 2009 dilakukan pada 2016 dengan dana Rp8,11 miliar yang berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sebelumnya, Pemkab Agam mendapatkan kucuran dana untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa bumi 30 September 2009 sebesar Rp55,6 miliar untuk 842 kepala keluarga dan dana ini berasal dari BNPB .

Dari 842 kepala keluarga itu, sebanyak 51 kepala keluarga membangun rumah di tanah sendiri yang ada di luar empat jorong itu seperti, Kecamatan Lubuk Basung, Baso, Ampek Nagari, Matur dan lainnya.

Lalu, 32 kepala keluarga telah membangun rumah di Kecamatan Tanjung Raya, tetapi di luar empat jorong itu.

"Mereka mendapatkan bantuan sebesar Rp56 juta per kepala keluarga," katanya.

Sedangkan sebanyak 113 kepala keluarga yang bersedia direlokasi ke Dama Gadang dan saat ini rumah tersebut sedang proses pembangunan.

Selain itu, 602 kepala keluarga yang tidak mau pindah dari rumah mereka yang berada di empat jorong itu. Namun mereka mendapatkan bantuan langsung masyarakat (BLM) untuk rehabilitasi dan rekonstruksi rumah mereka sebesar Rp15 juta per kepala keluarga. (*)