Relawan asal Kota Solok bantu penanganan KLB gizi buruk di Asmat

id Tim Peduli Asmat Solok

Relawan asal Kota Solok bantu penanganan KLB gizi buruk di Asmat

Wali Kota Solok Zul Elfian memberikan penghargaan kepada perwakilan tim relawan peduli Asmat Kota Solok. (ANTARA SUMBAR/Tri Asmaini)

Kita sangat bangga dengan keberangkatan tim ini, di saat orang sibuk dengan dirinya. Tim bersedia bersusah susah ke Asmat menempuh perjalanan yang jauh dan lumayan sulit bahkan memiliki risiko
Solok, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Solok, Sumatera Barat memberikan piagam kepada tim Peduli Asmat daerah itu atas dedikasi dan kepeduliannya terhadap kejadian luar biasa campak dan gizi buruk yang melanda masyarakat suku Asmat, Provinsi Papua. Tim berada di Asmat selama 10 hari 29 Januari hingga 7 Februari 2018.

"Kita sangat bangga dengan keberangkatan tim ini, di saat orang sibuk dengan dirinya. Tim bersedia bersusah susah ke Asmat menempuh perjalanan yang jauh dan lumayan sulit bahkan memiliki risiko," ujar Wali Kota Solok Zul Elfian di Solok, Senin.

Itu ia sampaikan saat menerima kedatangan tim Kemanusian Peduli Asmat Kota Solok yang telah melakukan kegiatan sosial selama sekitar 10 hari dari 29 Januari hingga 7 Februari 2018.

Zul Elfian berharap langkah yang ditempuh tim menjadi contoh bagi semua masyarakat untuk senantiasa memupuk rasa kepedulian sesama tanpa memandang ras, suku maupun agama.

Sekretaris Umum PMI Kota Solok yang menjadi tim kemanusiaan Peduli Asmat, Ronnie D Daniel, mengatakan kebanyakan relawan dan tim kemanusiaaan yang datang ke daerah itu, rata-rata dari swasta dan pemerintah pusat serta lembaga lain yang dibiayai dengan dana Corporate sosial responsibility (CSR).

Sementara tim kemanusiaan Kota Solok berangkat dengan dana yang berbeda-beda, semisal PMI dibiayai dengan PMI, perwakilan DPRD dengan dana DPRD dan tenaga medis dinkes dibiayai oleh APBD Kota Solok.

Ronnie menyebutkan meski datang dengan latar belakang budaya dan keyakinan yang berbeda, namun pihaknya sangat mengapresiasi sambutan masyarakat setempat yang sangat kooperatif dan bersahabat dengan para relawan kemanusian yang datang.

"Mereka sangat bersahabat, kondisi ini membuat kita merasa mendapat tempat untuk memberikan pelayanan kemanusiaan yang maksimal bagi warga," katanya.

Selain membawa bantuan makanan berupa 150 paket rendang Solok, obat-obatan dan bantuan dana tunai sebesar Rp20 juta, tim juga langsung memberikan pelayanan medis bagi masyarakat yang membutuhkan, terutama bagi kesehatan anak.

Dokter spesialis anak Igm Afridoni langsung memberikan pelatihan dan simulasi penanganan kesehatan anak bagi para ibu dan petugas puskesmas yang ada di daerah itu.

"Karena komitmen sejak awal keberangkatan, kita tidak ingin membebani pemerintah setempat. Kita langsung ditugaskan untuk membantu warga di puskesmas Agats, kebetulan di sana tidak ada dokternya," ujarnya.

Ia mengatakan untuk mata pencariaan masyarakat hanya bergantung dari hidup sebagai nelayan dan buruh kasar. Tidak ada yang hidup sebagai petani sehingga masyarakat di wilayah itu mengalami krisis pangan. Kondisi ini juga membuat sembako didaerah itu sangat mahal harganya.

Acara juga dihadiri tim kemanusiaan yang terdiri dari lima orang yaitu Nasril, Roni Daniel, dr. Igm Afridoni, Hartini, dan Hera. (*)