Banjir dan longsor kembali landa Agam

id Longsor Agam

Banjir dan longsor kembali landa Agam

Banjir dan longsor Agam (Antara Sumbar /Yusrizal)

Longsor dan banjir itu terjadi di Jorong Peninggiran Ateh dan Jorong Peninggiran Bawah,
Lubukbasung, (Antaranews Sumbar) - Sebanya dua jorong di Nagari Nan Tujuh, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, dilanda banjir dan longsor pasca curah hujan cukup tinggi melanda daerah itu pada Sabtu (10/2) sore.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Wahyu Bestari di Lubukbasung, Minggu, mengatakan, longsor dan banjir itu terjadi di Jorong Peninggiran Ateh dan Jorong Peninggiran Bawah.

Ia menerangkan, di Jorong Peninggiran Ateh mengakibatkan badan jalan tertimbun material longsor sepanjang sekitar 10 meter, lebar 2,5 meter dan banjir merendam lahan pertanian warga sekitar dua hektare.

Sedangkan di Jorong Peninggiran Bawah mengakibatkan banjir merendam satu unit masjid, merendam rumah warga dengan tinggi air sekitar 30 meter dan merendam lahan pertanian warga seluas tiga hektare.

"Tidak ada korban jiwa akibat longsor dan banjir itu. Pemerintah kecamatan dan nagari sedang mendata kerugian akibat kejadian itu," katanya.

Saat ini, tambahnya, air sudah mulai surut dan tinggal membersihkan material longsor yang menimbun badan jalan.

Untuk membuang material longsor, pihaknya melakukan koordinasi dengan pemerintah kecamatan dan wali nagari.

"Mudah-mudahan material longsor bisa dibersihkan hari ini, sehingga arus transportasi kedua jorong akan lancar," katanya.

Longsor dan banjir ini terjadi setelah curah hujan tinggi melanda daerah itu pada Sabtu (10/2) pada pukul 14:30 sampai 16:30 WIB.

Dengan kejadian ini, Wahyu mengimbau warga yang berada di daerah rawan longsor dan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan saat curah hujan tinggi melanda daerah itu.

"Ini bertujuan agar tidak menjadi korban tertimbun longsor dan banjir saat melanda daerah itu," tegasnya.

Sebelumnya, BPBD Agam melakukan pendataan daerah rawan longsor yang berpotensi menimbun pemungkiman warga.

Setelah itu, lokasi tersebut akan dipasang alat detensi dini pergerakan tanah sebanyak empat unit bantuan dari BPBD Provinsi Sumbar.

"Alat ini akan dipasang dalam waktu dekat setelah BPBD Sumbar melakukan peninjauan ulang ke lokasi," katanya. (*)