Kemristekdikti akan tentukan kriteri perguruan tinggi asing yang boleh masuk ke Indonesia

id Mohamad Nasir

Kemristekdikti akan tentukan kriteri perguruan tinggi asing yang boleh masuk ke Indonesia

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Mohamad Nasir. (cc)

Tidak boleh perguruan tinggi asing 'ecek-ecek'. Jangan sampai nanti memasukkan 'sampah' ke Indonesia. Yang masuk harus emas
Denpasar, (Antaranews Sumbar) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Mohamad Nasir mengatakan pihaknya akan menentukan kriteri perguruan tinggi asing yang boleh masuk ke Indonesia, salah satunya adalah memiliki reputasi yang baik.

"Tidak boleh perguruan tinggi asing 'ecek-ecek'. Jangan sampai nanti memasukkan 'sampah' ke Indonesia. Yang masuk harus emas," kata Nasir di sela-sela kunjungan ke STIKOM Bali, Denpasar, Jumat.

Nasir mengatakan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi memperbolehkan perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia dengan syarat bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam negeri.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sedang mempertimbangkan lokasi yang bisa ditetapkan untuk penyelenggaraan perguruan tinggi asing bersama perguruan tinggi dalam negeri itu.

"Nanti lokasinya harus ditetapkan. Program studinya harus ditetapkan, harus mendapat persetujuan dari Kementerian. Juga ditentukan sumber daya lokal yang akan dilibatkan," tuturnya.

Nasir mengatakan perguruan tinggi asing yang akan masuk ke Indonesia harus dianggap sebagai sebuah peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan di dalam negeri.

"Harus kita kembangkan kolaborasi dengan perguruan tinggi asing itu. Itu sesuai dengan undang-undang. Kita tidak sedang melanggar undang-undang," katanya.

Mohamad Nasir memberikan kuliah umum di STIKOM Bali dengan tema "Membangun Start Up Menuju Revolusi Industri" sekaligus meresmikan Inkubator Bisnis di kampus tersebut.

Nasir memberikan pujian kepada para mahasiswa yang telah memulai usaha baru (start up) berbasis teknologi.

Nasir mengatakan suatu negara tidak akan memiliki keunggulan meskipun memiliki sumber daya manusia dan sumber daya alam yang banyak bila tidak mampu berinovasi. Inovasi yang dimaksud harus bisa dikomersialisasikan. (*)