Target Produksi Perikanan Tangkap Pariaman 6.300 Ton pada 2018

id Zainal

Target Produksi Perikanan Tangkap Pariaman 6.300 Ton pada 2018

Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kota Pariaman, Zainal. (Antara Sumbar/Muhammad Zulfikar)

Potensi laut Kota Pariaman mencapai 6.500 ton per tahun, pemerintah optimis target tersebut dapat tercapai selama satu tahun kalender
Pariaman, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat menargetkan hasil produksi perikanan tangkap di daerah itu sebanyak 6.300 ton pada 2018 atau naik 12 ton dari hasil produksi 2017 yang mencapai 6.288 ton.

"Potensi laut Kota Pariaman mencapai 6.500 ton per tahun, pemerintah optimis target tersebut dapat tercapai selama satu tahun kalender," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan Kota Pariaman, Zainal di Pariaman, Rabu.

Apalagi katanya, awal Januari 2018 Kota Pariaman menerima dua unit kapal berkekuatan lima Gross Tonnage (GT) bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dari program pengadaan 1.000 kapal nelayan.

Ia mengatakan produksi perikanan tangkap pada 2017 yang mencapai 6.288 ton diperoleh dari para nelayan dengan menggunakan alat tangkap long tail, payang, bagan, dan kapal motor.

Total terdapat 304 nelayan yang menggunakan long tail, 41 unit menggunakan payang, tujuh unit bagan dan 14 menggunakan kapal motor.

Ia menjelaskan panjang perairan pantai Kota Pariaman hanya 12,7 kilometer namun diperkirakan para nelayan setempat mampu terus meningkatkan hasil tangkapan ikan segar.

Saat ini tercatat kurang lebih 1.117 nelayan di daerah itu yang terdiri dari dua klasifikasi 800 nelayan penuh dan 317 nelayan sampingan, kemudian terdapat 35 kelompok nelayan.

Sementara itu Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pariaman, Adek Oswandi mengatakan target perikanan tangkap yang ingin dicapai pemerintah daerah dapat terealisasi apabila diiringi kualitas sumber daya nelayan.

Sumber daya yang dimaksud meliputi kemampuan atau keahlian cara menangkap ikan, penyediaan alat tangkap yang memadai termasuk memberikan sokongan dana pinjaman lunak bagi nelayan.

"Belum semua nelayan di Pariaman memiliki alat tangkap ikan yang memadai, akibatnya mereka tidak bisa mencari ikan dengan jarak yang melebihi lima mil," kata dia.

Keterbatasan tersebut ujar dia, akan berpengaruh besar kepada hasil tangkapan ikan dan cukup berimbas kepada sektor perekonomian masyarakat.

Pihaknya juga menyinggung pada 2017 masih ditemukan di pasar tradisional pedagang yang menjual ikan dari daerah Sibolga Sumatera Utara. Padahal hasil produksi ikan pada 2017 sudah mencapai 6.288 ton per tahun.

"Seharusnya dengan jumlah tangkapan ikan yang mencapai 6.288 ton pada 2017 Kota Pariaman tidak perlu lagi mendatangkan ikan dari daerah lain, namun buktinya masih ada pasokan ikan masuk dari daerah Sibolga," katanya.

Pihaknya meminta pemerintah daerah untuk memperhatikan persoalan tersebut dan hasil tangkapan nelayan setempat lebih diutamakan sehingga mampu mensejahterakan masyarakat pesisir. (*)