Padang Pariaman tingkatkan sosialisasi imunisasi antisipasi difteri

id dinas kesehatan padang pariaman,difteri,imunisasi difteri

Padang Pariaman tingkatkan sosialisasi imunisasi antisipasi difteri

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, Aspinuddin. (ANTARA SUMBAR/Aadiaat M S)

Parit Malintang, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, meningkatkan sosialisasi imunisasi melalui bidan desa guna mengantisipasi berkembangnya penyakit difteri di daerah itu.

"Imunisasi itu penting untuk memvaksinasi tubuh guna menangkal penyakit berbahaya seperti difteri yang menyerang akhir-akhir ini," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, Aspinuddin, Selasa (23/1).

Langkah yang dilakukan Dinas Kesehatan setempat agar penyakit itu tidak menyerang warganya yaitu dengan mendatangi rumah warga untuk sosialisasi dan memastikan sudah melakukan imunisasi atau belum.

Jika belum, lanjutnya warga di daerah itu diminta untuk melakukan imunisasi yang vaksinnya selalu tersedia di Puskesmas setempat.

Vaksin difteri biasanya diberikan semenjak bayi berusia dua bulan melalui imunisasi DPT atau difteri, pertusis, dan tetanus yang dilakukan pada usia dua bulan, tiga bulan, empat bulan, 18 bulan, dan usia empat sampai enam tahun.

Sedangkan untuk anak usia di atas tujuh tahun dapat diberikan vaksinasi TdaP atau tetanus, difteri, dan aselular pertusis agar terlindungi tetanus, difteri, dan pertusis yang dilakukan setiap 10 tahun sekali.

Difteri ditandai dengan adanya sejumlah gejala antara lain, demam, nafsu makan menurun, lesu, nyeri ditenggorokan ketika menelan, dan keluarnya kelenjar dari hidung.

"Selain itu juga terdapat bercak putih pada tenggorokan penderita," katanya.

Apabila menemukan tanda-tanda tersebut maka warga diharapkan segera datang ke Puskesmas terdekat untuk melakukan pengambilan sampel dan diuji, apabila positif maka akan dilakukan pengobatan intensif, ujarnya.

Warga yang tidak menderita penyakit tersebut pun diimbau menjaga kontak fisik dengan si penderita difteri karena penyakit tersebut bersifat menular.

Aspinuddin mengatakan akhir tahun lalu pihaknya telah mengirimkan satu sampel yang memiliki gejala sama dengan penderita difteri namun hasilnya negatif.

"Sampel yang kita ambil tersebut berasal dari Nagari Pakandangan, Kecamatan Enam Lingkung," katanya.

Meskipun hingga saat ini daerah itu terbebas dari difteri namun pihaknya tetap mengantisipasinya agar tidak ada korban yang diakibatkan oleh penyakit tersebut. (*)