Puskesmas Aia Gadang data kesehatan keluarga

id puskesmas,kesehatan masyarakat,pasaman barat

Puskesmas Aia Gadang data kesehatan keluarga

Staf Puskesmas Aia Gadang Kabupaten Pasaman Barat melakukan pendataan Kesehatan Keluarga di daerah itu, Kamis (18/1). (ANTARA SUMBAR/Altas Maulana)

Simpang Empat, (Antaranews Sumbar) - Puskesmas Nagari Aia Gadang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) meendata Kesehatan Keluarga (KS) yang ada di nagari tersebut.

Kepala Puskesmas Aia Gadang, Tedi Kurniawan di Simpang Empat, Kamis (18/1) mengatakan program tersebut bertujuan untuk melihat sejauh mana kesehatan masyarakat Nagari Aia Gadang, baik yang sudah lama menetap, maupun yang baru pindah.

Ia menginstruksikan seluruh staf di Puskesmas Aia Gadang untuk turun ke lapangan sekaligus meninjau kondisi masyarakat yang selama ini hanya ditemui di Puskesmas saja. Kegiatan tersebut sudah berlangsung selama seminggu belakangan.

"Kegiatan ini kita mulai dengan pemetaan wilayah terutama pada wilayah Kejorongan Tongar. Masyarakat kita disitu banyak yang tinggal di rumah petak atau disebut dengan yang masuk wilayah perkebunan sawit. Makanya, kita ingin melihat kesehatan masyarakat dari dekat," katanya.

Ia menyatakan, pembagian kerja oleh staf Puskesmas Aia Gadang dibagi beberapa kelompok. Dengan tujuan, supaya semua rumah masyarakat ditemui langsung dan tidak boleh ada yang terlewatkan.

Rencananya enam kejorongan yang ada di Nagari Aia Gadang akan didata secara keseluruhan.

"Pokoknya kita bekerja keras selama dua minggu lebih untuk menjangkau seluruh masyarakat Nagari Aia Gadang. Tidak ada yang boleh terlewatkan," tegasnya.

Menurutnya pendataan itu sekaligus untuk melihat masyarakat apakah ada yang menderita sakit seperti stroke, darah tinggi, dan lainnya yang perlu penanganan.

Sebab, ada sebagian masyarakat yang anggota keluarganya sakit tetapi tidak mempunyai biaya berobat. Akhirnya didiamkan di rumah.

"Kita tidak ingin ada masyarakat yang merasakan diabaikan kesehatannya. Jika ada yang sakit, akan kita bawa berobat dan kita antar kembali pulang, seperti penyakit stroke. Ini berlaku bagi keluarga yang tidak mampu," ujarnya.

Ia menambakan dari hasil pendataan sementara cukup banyak masyarakat yang tidak memiliki Kartu Keluarga (KK). Ini akan menjadi catatan tim dan akan disampaikan kepada pihak yang menangani kependudukan. (*)