BNI kucurkan Rp1,2 miliar bantu pembangunan kios pedagang Pasar Ateh

id #BNI #CSR #Kios pasar ateh bukittinggi

BNI kucurkan Rp1,2 miliar bantu pembangunan kios pedagang Pasar Ateh

CEO BNI Wilayah Sumbar Rahmad Hidayat menyerahkan secara simbolis bantuan program CSR untuk bangun 80 kios sementara pedagang pasah ateh ke Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias. (ist)

Pasar Ateh Bukittinggi sebagai salah satu areal perdagangan yang cukup tua, juga menjadi magnet kunjungan oleh wisatawan domestik maupun mancanegara
Bukittinggi, (Antaranews Sumbar) BNI Wilayah Padang mengucurkan sebesar Rp1,2 miliar untuk membantu pembangunan kios pedagang Pasar Ateh Kota Bukittinggi, sehingga para pedagang dapat aktivitas kembali.

BNI sebagai bank yang mempunyai visi menjadi Lembaga Keuangan yang unggul dalam layanan kinerja, sehingga menerjemahkan visi tersebut dalam bentuk misi nyata sebagai wujud tanggung jawab terhadap lingkungan dan komunitas.

Saat ini Pasar Ateh Bukittingi mendapatkan bantuan program Coorporate Social Responsibility (CSR) BNI melalui Pemerintah Kota Bukittinggi, guna pembangunan pasar penampungan sementara bagi pedagang yang terkena dampak musibah kebakaran toko dan kios yang terjadi 30 Oktober 2017.

Penyerahan secara simbolik bantuan CSR BNI di Kantor Walikota Bukittinggi oleh CEO BNI Wilayah Padang Rahmad Hidayat didampingi Zamzami selaku Pemimpin Cabang Bukittinggi dan diterima langsung oleh Wali Kota M Ramlan Nurmatias didampingi Sekdako Yuen Karnova, Kamis.

Bantuan yang diberikan berupa dukungan pembangunan sebanyak 80 kios di pasar penampungan sementara untuk pedagang Pasar Ateh dengan nilai Rp1,2 miliar.

"BNI cukup concern dan mempertimbangkan keberlanjutan dari geliat perekonomian di Pasar Ateh, dan diharapkan pembangunan ini dapat tepat sasaran dan efektif dalam penggunaannya," kata CEO BNI Wilayah Sumbar Rahmad Hidayat dalam sambutan penyerahan secara simbolik bantuan CSR BNI di Kantor Walikota Bukittinggi.

Selain itu Rahmad Hidayat yang didampingi Zamzami selaku Pemimpin Cabang Bukittinggi, menambahkan bahwa tidak tertutup kemungkinan dengan bantuan ini akan terjalin komunikasi dan kerja sama yang intens antara BNI dan Pemkot Bukittingi dalam berbagai sektor unggulan kota itu terutama ekonomi dan pariwisata.



Pasar Ateh Bukittinggi sebagai salah satu areal perdagangan yang cukup tua, juga menjadi magnet kunjungan oleh wisatawan domestik maupun mancanegara.

Keberadaan pasar tersebut, tentunya memberikan pengaruh yang cukup signifikan kepada perkembangan dan pertumbuhan bisnis dan ekonomi di Buktittingi khususnya dan Sumatera Barat umumnya.

Ramlan Nurmatias di sela kunjungan langsung bersama CEO BNI Wilayah Sumbar di lokasi Penampungan Sementara Pasar Ateh Bukittinggi mengatakan, pihaknya menginginkan pedagang dapat memulai aktivitas mereka dengan nyaman kembali di pasar penampungan sementara, diharapkan Maret 2018 seluruh pedagang telah mulai berjualan di areal tersebut.

Sebelumnya Ramlan mengungkapkan, pemerintah Kota Bukittinggi, telah merampung pembangunan 465 unit kios bagi pedagang terdampak kebakaran pertokoan Pasar Ateh daerah itu dari kebutuhan 763 kios .

"Kebutuhan 763 kios dan baru selesai 465 kios. Sisanya 298 unit masih akan dilanjutkan hingga ditargetkan selesai Maret 2018," kata dia.

Pemerintah setempat masih memerlukan bantuan dana untuk pembangunan kebutuhan kios yang tersisa dan sekiranya tidak mendapatkan bantuan dana tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) yang beroperasi di daerah itu maka akan menggunakan dana dari APBD.

"Jika demikian akhir Januari 2018 akan ditender lagi untuk melanjutkan pembangunan 298 kios penampungan dan setidaknya Maret 2018 bisa ditempati," ujarnya.

Untuk pengisian kios penampungan tersebut, ia mengatakan Pemkot hanya akan melayani pedagang yang memiliki kartu kuning saja sebagai tanda pedagang yang bersangkutan sebelumnya berdagang di pertokoan Pasar Ateh.



"Silakan pedagang bawa kartu kuning ke Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan untuk mendaftarkan diri. Yang dilayani hanya pemegang kartu saja," katanya.

Kebakaran yang melanda pusat pertokoan Pasar Ateh daerah itu pada Senin pagi 30 Oktober 2017, menimbulkan kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 triliun.***