Wabup Kunjungi Perguruan Limbago Budi Tertarik Silat Tradisi

id silat

Wabup Kunjungi Perguruan Limbago Budi Tertarik Silat Tradisi

Wabup Solok Yulfadri Nurdin saat berkunjung menyaksikan silek tradisi. (Antara Sumbar/ Tri Asmaini)

Arosuka, (Antaranews Sumbar) - Wakil Bupati Solok Yulfadri Nurdin mengunjungi Perguruan Limbago Budi karena ketertarikannya terhadap pelestarian silek tradisi yang tumbuh dan berkembang menjadi kekayaan budaya di kabupaten tersebut.

"Saya cemas semakin hilangnya seni tradisi kabupaten Solok. Kalau tidak dilestarikan, seni tradisi seperti silek, tari, randai dan lainnya hilang ditelan zaman," katanya di Arosuka, Senin (15/1).

Wabup bersilaturahim dengan Perguruan Silek Limbago Budi di Sasaran Gelanggang Olahraga Kabupaten Solok, dan menyaksikan langsung silek langkah ampek dan aliran lainnya yang disuguhkan pendekar (pandeka) Limbago Budi.

Duo pandeka dengan pakaian khas endong, baju hitam dan ikat kepala memulai dengan pasambahan langkah tujueh. Belasan pandeka lainnya tampak memperhatikan di sekeliling matras.

Usai pasambahan khas silek langkah ampek, masing-masing pandeka langsung "bagaluik" dalam jurus yang sudah dikembangkan di Paguruan Limbago Budi. Kuda-kuda, gelek, hingga kuncian menjadi padu dalam gerakan yang disuguhkan.

Sesekali Wabup terlihat takjub melihat atraksi silek menggunakan pisau. Seperti perkelahian sebenarnya, kilauan pisau menyelinap kencang seiring gerakan pandeka.

"Saya memang bukan pandeka (Pesilat), tapi saya sangat suka dan cinta dengan seni tradisi silek," ujarnya.

Yulfadri Nurdin berjanji akan memprioritaskan kegiatan pelestarian budaya dan seni tradisi Kabupaten Solok ke depannya. Pemerintah Kabupaten Solok akan memperhatikan pengembangan sasaran silek dan kelompok seni lainnya.

"Saya berkeinginan mengumpulkan, tuo-tuo silek untuk membicarakan pelestarian seni silek di Kabupaten Solok," ujarnya.

Sementara itu, Tuo Silek Limbago Budi Hendra Ferizal mengaku pihaknya sangat mengapresiasi perhatian Wabup yang peduli dengan pelestarian budaya dan seni tradisi.

"Kita takutnya, Budaya silek yang lahir dan berkembang di Kabupaten Solok malah "dicuri" dan dipatenkan oleh orang luar negeri," ujarnya.

Untuk memasyarakatkan silek di tengah masyarakat, pihaknya mengaku tengah menggalakkan Silek Masuk Sekolah (SMS).

"Saat ini sudah ada sejumlah sekolah yang bersedia dan meminta untuk menjadikan silek sebagai ekstrakurikuler di sekolahnya," ujarnya. (*)