Perompak Bebaskan Kapal MV Orna, Tahan Enam Awak

id Perompak Bebaskan Kapal MV Orna, Tahan Enam Awak

Mogadishu, (ANTARA/Reuters) - Perompak Somalia menyatakan, Senin, mereka membebaskan kapal dagang berbendera Panama MV Orna setelah menerima 400.000 dolar namun menahan enam orang awak untuk memperoleh uang tebusan lebih lanjut. Kapal barang besar itu, yang memiliki bobot mati 27.915 ton dan milik Uni Emirat Arab, dihadang oleh perompak yang menembakkan granat roket sekitar 400 mil laut sebelah timurlaut Seychelles pada Desember 2010. Perompak menyatakan telah membebaskan MV Orna yang ditahan di Haradheere, Somalia tengah, namun mereka masih menyandera kapten kapal, kepala kamar mesin dan empat dari 19 orang awak yang sebagian besar warga India. "Kami kini menahan enam orang, termasuk kapten dan kepala kamar mesin," kata perompak Mohamed kepada Reuters dari Haradheere. Jumlah uang tebusan bagi pembebasan kapal itu belum bisa dikonfirmasi secara independen. "Kami menerima 400.000 dolar dan membebaskan MV Orna. Pemilik telah menariknya dengan kapal-kapal lain," kata perompak Abdiweli kepada Reuters. "Kami ingin uang tebusan bagi mereka (awak kapal), namun saya tidak bisa menyebutkan jumlahnya sekarang," tambah perompak itu. Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008. Menurut Ecoterra International, organisasi yang mengawasi kegiatan maritim di kawasan itu, lebih dari 40 kapal asing dan lebih dari 500 pelaut hingga kini masih ditahan oleh perompak. Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung. Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja. Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar. Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden. Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India. Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut seorang menteri Puntland. Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka. Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka. Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut. (*/sun)