Padang Juga Punya Penangkaran Penyu

id penangkaran penyu

Padang Juga Punya Penangkaran Penyu

Peneliti penyu dari Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Harfiandri Damanhuri, menjelaskan jenis penyu kepada pengunjung, di Kawasan Konservasi Penyu, Pasia Jambak, Padang, Sumatera Barat, Jumat (12/1). Penangkaran yang dikelola Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Samudera itu mulai dikembangkan sebagai destinasi wisata sekaligus ruang untuk sosialisasi tentang pelestarian penyu. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/18)

Padang, (Antaranews Sumbar) - Wali Kota Padang, Sumatera Barat, Mahyeldi mengatakan keberadaan fasilitas penangkaran penyu yang dikelola oleh kelompok masyarakat pengawas Samudera di kawasan Pantai Pasia Jambak dapat menunjang aktivitas pariwisata di daerah tersebut.

Di sela-sela meninjau penangkaran penyu di Padang, Jumat (12/1), Mahyeldi menyebutkan setiap pengunjung ke Pantai Pasia Jambak tidak hanya dapat berwisata, tetapi juga bisa melihat pelestarian satwa yang dilindungi tersebut.

"Dua hal ini saling berkaitan satu sama lain dan berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," ujarnya.

Keberadaan fasilitas penangkaran penyu ini diharapkan semakin menarik minat wisatawan untuk datang berwisata ke Pantai Pasia Jambak.

Selain itu ia mengharapkan pelepasan tukik atau anak penyu juga bisa menjadi kegiatan pariwisata di Kota Padang, sebab pada beberapa kali kesempatan hal tersebut telah dilakukan.

Selain keberadaan penangkaran penyu, Pemkot Padang menggratiskan biaya masuk untuk menarik wisatawan berkunjung ke kawasan wisata yang berada di Kecamatan Koto Tangah itu.

"Beberapa waktu yang lalu kami telah membahas hal ini bersama Wali Kota dan beberapa istansi terkait hingga akhirnya disepakati untuk menggratiskan biaya masuk," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Medi Iswandi.

Penggratisan biaya masuk ini berdasarkan pemintaan dari kelompok masyarakat pengawas Samudera untuk meminimalisasi terjadinya pemalakan.

"Apabila selanjutnya masih ada yang meminta retribusi untuk masuk ke kawasan ini, maka hal tersebut sudah masuk pada pungutan liar (pungli)," ujarnya.

Sementara itu penggiat penyu dari kelompok masyarakat pengawas Samudera Padang, Pati Hariyos mengatakan keberadaan fasilitas penangkaran penyu diharapkan dapat berdampak positif terhadap keberlangsungan hidup penyu.

Keberadaan penyu di kawasan tersebut pada awalnya sangat memprihatinkan dengan maraknya perburuan telur dan penyu itu sendiri.

Prihatin dengan kondisi tersebut, maka beberapa tahun belakangan ia mulai mengumpulkan telur penyu yang ada di sekitar kawasan tersebut untuk kemudian ditetaskan dengan fasilitas seadanya.

"Semoga keberadaan fasilitas ini dapat bermanfaat untuk kelangsungan hidup penyu," ujarnya. (*)