Ratusan Rumah di Lima Kecamatan Kotim Masih Terendam Banjir

id banjir

Ratusan Rumah di Lima Kecamatan Kotim Masih Terendam Banjir

Ilustrasi - Sejumlah warga melintasi banjir yang merendam pemukiman penduduk di pinggiran Sungai Deli, Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara. (ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi/nz/17.)

Sampit, Kalteng, (Antaranews Sumbar) - Banjir luapan sungai akibat tingginya curah hujan, masih merendam ratusan rumah yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Jumat (12/1).

Lima kecamatan yang dilanda banjir dalam dua pekan terakhir adalah Cempaga, Cempaga Hulu, Tualan Hulu, Parenggean dan Kotabesi. Kedalaman air bervariasi, namun masih banyak lokasi yang air merendam hingga ke dalam rumah.

Kecamatan Cempaga Hulu adalah salah satu lokasi yang banjirnya cukup parah. Seperti di Desa Bukit Batu, sudah 12 banjir melanda desa itu dan hingga kini masih banyak rumah yang terendam banjir cukup dalam.

"Sementara ini desa yang masih dilanda banjir di kecamatan kami adalah Desa Sei Ubar Mandiri, Pantai Harapan, Bukit Batu, Sudan dan sebagian Desa Pelantaran Bawah yakni RT 12," kata Camat Cempaga Hulu, Ubaidillah di Cempaga, Jumat.

Dua hari terakhir, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur Muhammad Yusuf bersama pemerintah kecamatan dan desa, Koramil dan Polsek, meninjau kondisi banjir di kecamatan-kecamatan tersebut. Bantuan dari berupa sembako sumgangan dari perusahaan untuk korban banjir juga diserahkan, di antaranya di Desa Tumbang Koling dan Pantai Harapan.

Perkembangan kondisi di lapangan, banjir di sebagian lokasi berangsur surut, namun ada pula yang banjirnya masih cukup tinggi. Masyarakat masih cemas karena hujan masih sering terjadi sehingga bisa menyebabkan banjir susulan.

"Ini memang kondisi tahunan dampak kejadian alam. Sdtiap tahun ada banjir kalau hujan lebat, tapi nanti surut kembali. Masyarakat juga mengantisipasi itu," kata Ubaidillah.

Meski banjir ini merupakan fenomena tahunan, Ubaidillah menegaskan pihaknya terus memantau dan melaporkan kondisi di lapangan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Penanggulangan dilakukan untuk mencegah terjadi hal tidak diinginkan terhadap masyarakat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah mengimbau masyarakat di lokasi banjir untuk waspada, khususnya menjaga anak kecil. Seperti di Desa Bejarau Kecamatan Parenggean, banjir menimbulkan korban jiwa dengan meninggalnya balita berusia tiga tahun yang tenggelam di jalan desa yang sedang terendam banjir. (*)