Indra Catri Bawa 120 Jajarannya Nikmati Pesona Saribu Rumah Gadang

id saribu rumah gadang

Indra Catri Bawa 120 Jajarannya Nikmati Pesona Saribu Rumah Gadang

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria (tengah) bersama Bupati Agam Indra Catri (kanan) dan Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria (kiri) berkunjung ke objek wisata kampung adat Kawasan Saribu Rumah Gadang di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Kab. Solok Selatan, Senin (8/1) (ANTARA SUMBAR/Humas Pemkab Solok Selatan) (ANTARA SUMBAR/Humas Pemkab Solok Selatan/)

Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Bupati Agam, Sumatera Barat, Indra Catri membawa ratusan jajarannya untuk melihat secara langsung objek wisata kampung adat Kawasan Saribu Rumah Gadang di Solok Selatan.

"Jumlah rombongan setidaknya 120 orang, yang terdiri atas Bupati dan Wakil Bupati Agam, Sekda kemudian sejumlah kepala SKPD hingga camat dan wali nagari," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bagian Humas Solok Selatan Firdaus Firman di Padang Aro, Selasa (9/1).

Rombongan Indra Catri yang berkunjung pada Senin (8/1), menikmati suasana kampung kawasan Saribu Rumah Gadang bahkan mereka sempat mengenakan baju adat dan berpose foto bersama.

Rombongan mengunjungi rumah gadang Gajah Maram serta masjid raya Koto Baru, bahkan Indra Catri menaiki menara masjid tersebut untuk melihat panorama Saribu Rumah Gadang dari atas.

Selain mengunjungi kawasan dengan beragam rumah adat Minangkabau yang berada di Nagari Koto Baru, Sungai Pagu itu, rombongan yang langsung disampingi oleh Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria juga menyempatkan melihat masjid Kurang Aso 60 serta makam Syekh Maulana Sofi yang terletak di belakang masjid itu.

Pada awalnya kedatangan Bupati Agam bersama rombongan itu untuk menghadiri malam resepsi HUT Solok Selatan ke-14 yang digelar pada Minggu malam (7/1).

Indra Catri menyebutkan kawasan Saribu Rumah Gadang sebagai bukti bahwa masyarakat Solok Selatan zaman dulu telah memiliki peradaban yang tinggi.

"Kawasan Saribu Rumah Gadang yang terdiri atas rumah gadang yang beragam dari suku yang berbeda tidak mungkin terbentuk jika penduduk Solok Selatan zaman dulu tidak memiliki peradaban yang tinggi," ujarnya.

Ia mengaku turut mempromosikan Kawasan Saribu Rumah Gadang itu. "Kalau dulu kita ikut sama-sama mempromosikan, kami berkunjung ke sini untuk mencontoh. Untuk mereplikasi idenya," ujarnya.

Bupati menyebutkan kampung adat yang pernah meraih peringkat pertama Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 pada kategori kampung adat terpopuler itu bakal diusulkan sebagai warisan dunia.

"Setelah kita menerima penghargaan API 2017, kami kemudian ke Universitas Malaya mempresentasikan dan berkonsultasi bagaimana agar kawasan Saribu Rumah Gadang bisa diakui dunia," ujarnya.

Tim asal Universitas Malaya, Malaysia, bakal mengunjungi Kawasan Saribu Rumah Gadang pada 31 Januari 2018.

"Tujuh doktor dan profesor dari Universitas Malaya direncanakan datang pada 31 Januari untuk melihat langsung kawasan Saribu Rumah Gadang," uja Muzni.

Menurut mereka, katanya kawasan yang berisi 125 rumah adat Minangkabau itu telah memenuhi sejumlah persyaratan untuk diakui dunia, namun mereka ingin memastikan langsung dengan berkunjungan ke Solok Selatan.

"Mereka setidaknya sehari akan melihat langsung Kawasan Saribu Rumah Gadang," ujarnya.

Setelah melihat secara langsung, imbuhnya para peneliti tersebut akan memproses administrasi pengajuan kawasan Saribu Rumah Gadang ke Unesco. (*)